WILUJENG SUMPING DI SITUS SATORI Poenya

9.19.2008

ADA APA SETELAH RAMADHAN ?

Oleh: Abdullah Saleh Hadrami


amadhan sebentar lagi pergi meninggalkan kita..Bulan yang penuh dengan berbagai macam kebaikan..Semoga Allah menerima amal kebaikan kita dan menjadikan kita istiqamah sampai berjumpa denganNya, amien..Entah, kita bisa bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan atau tidak?..Wallahu ‘A’lam.

Namun, walaupun Ramadhan telah pergi akan tetapi amal seorang mukmin tidak terputus begitu saja sehingga datang padanya kematian. Allah Ta’ala berfirman: “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr: 99).
Apabila puasa Ramadhan telah meninggalkan kita maka ibadah puasa yang lain tetap disyari’atkan sepanjang tahun:
Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwsanya Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa puasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan (puasa) enam hari pada bulan Syawal, maka hal itu laksana puasa setahun.” (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu berkata: “Kekasihku Shallalahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam mewasiatkan kepadaku dengan tiga perkara: Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dua rakaat dan supaya aku shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Qatadah Radhiallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam pernah ditanya tentang puasa Arafah, lalu beliau Shallalahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam menjawab: “Menghapus dosa tahun lalu dan tahun mendatang.” (HR. Muslim).

Dari Abu Qatadah Radhiallahu ‘Anhu , bahwasanya Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam ditanya tentang puasa pada hari Asyura, lalu beliau Shallalahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam menjawab: “Menghapus dosa tahun lalu.” (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu , dari Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Amalan-amalan dihadapkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka apabila dihadapkan amalanku ketika aku sedang puasa.” (HR. At-Tirmidzi dengan sanad shahih). Dll.

Apabila Qiyam Ramadhan (Tarawih) telah meninggalkan kita maka ibadah Qiyamullail (shalat malam) tetap disyariatkan setiap malam.

Dari ‘Aisyah radhiallahu anha berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam shalat malam sampai bengkak kakinya. Lalu akupun bertanya kepada beliau: Mengapa engkau lakukan ini -wahai Rasulullah- padahal telah diampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang ? Beliau menjawab: Apakah tidak sepatutnya aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur!? (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu , bahwasanya Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Rabb kita tabaraka wa ta’ala- turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Dia (Allah) berfirman: “Siapa yang berdoa kepadaKu, Aku kabulkan doanya. Siapa yang meminta kepadaKu, Aku beri permintaannya. Siapa yang memohon ampunan kepadaKu, pasti Aku ampuni dia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Masih banyak amal-amal kebaikan lainnya yang bisa kita kerjakan sepanjang tahun.. Allah yang kita sembah pada bulan Ramadhan adalah juga Allah yang kita sembah pada bulan Syawal dan bulan-bulan lainnya..Hendaklah kita kembali bersemangat untuk mengerjakan ketaatan-ketaatan dan menjauhi dosa-dosa dan keburukan-keburukan agar kita mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan di akhirat..Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita dan menjadikan kita semua istiqamah sampai berjumpa denganNya, amien...

Dari: www.hatibening.com


[+/-] Selengkapnya...

Read More..

9.18.2008

Cara Efektif Menjadi Orangtua


idak ada sekolah untuk orangtua. DR. Frieda Mangunsong, MEd, Psi, yang sudah memiliki tiga anak dengan rentang usia remaja hingga dewasa pun merasa harus terus belajar menjadi orangtua. Ini karena menurutnya, tidak semua teori psikologi bisa diterapkan.
Menjadi orangtua juga merupakan salah satu pekerjaan dengan job description yang rumit dan tidak jelas disertai tanggung jawab yang sangat besar. Untuk menjadi orangtua efektif, Anda harus terjun langsung dan belajar dari pengalaman.

Tanggung jawab orangtua memang sangat besar. Di tangan orangtua, masa depan anak ditentukan. Baik dalam hal kepribadian, sosialisasi, penyesuaian dan pengendalian diri, kemampuan berpikir, dan hal-hal lain yang kelak akan menentukan keberhasilan dan kemandirian anak. Juga keberhasilan anak saat mereka menjadi orangtua.

Meski demikian, Frieda memberikan 10 kiat menjadi orangtua yang efektif. Kiat ini dapat digunakan para orangtua yang dua-duanya bekerja agar bisa memanfaatkan waktu yang terbatas dengan anak secara efektif dan efisien, maupun orangtua yang salah satunya tidak bekerja.

Mengenali anak
Orangtua harus memperlakukan anak sesuai karakternya, pemalu, periang, dan lain sebagainya. Jangan paksa anak untuk menjalani karakter lain. Kenali pula perasaan anak saat ia sedang mengalami masalah. Hal ini bisa dilakukan dengan berempati pada anak. Yang tak kalah penting, orangtua mesti mengenali perkembangan anak sesuai usia.

Hargai perilaku baik anak
Orangtua perlu menerapkan positive parenting, yaitu menghargai perilaku baik sebanyak-banyaknya dan menghukum sesedikit mungkin. Sebaiknya, orangtua memberikan pujian terhadap semua hal baik yang dilakukan anak. Hendaknya pujian diberikan langsung, tanpa ditunda. “Jangan menunggu hingga anak melakukan hal yang spesial,” kata ketua Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI ini. Secara berkala, orangtua hendaknya memberikan sesuatu yang menyenangkan anak, misalnya memberi sesuatu yang disenangi anak bila ia melakukan tugasnya dengan baik atau menambah jangka waktu untuk mengembangkan perilaku baik.

Melibatkan anak
Anak termasuk dalam keluarga. Itu sebabnya, selalu libatkan anak dalam kegiatan dan keputusan keluarga. Contohnya, saat merencanakan liburan bersama. Anak juga perlu dilibatkan dalam tugas rumah sehari-hari yang tentu saja mesti disesuaikan dengan usianya.

Selalu mendekatkan diri dengan anak
“Gunakan setiap kesempatan untuk mendekatkan diri dengan anak,” ujar Frieda. Saat di perjalanan dan terjebak kemacetan, Anda bisa mengobrol lebih banyak dengan anak. Biasanya anak akan lebih terbuka dalam situasi seperti itu. Kemudian saat menonton televisi, orangtua sebaiknya mendampingi anak. Gunakan kesempatan itu untuk menanamkan nilai-nilai padanya. Penanaman nilai-nilai baik ataupun buruk, penting atau tidak penting, pada anak juga bisa dilakukan saat Anda sedang berjalan bersama anak.

Sediakan waktu khusus
Berikan waktu khusus hanya berdua dengan anak. Bila anak lebih dari satu, sediakan waktu khusus secara bergiliran. Lalu, sediakan pula waktu untuk kegiatan bersama.

Tegakkan disiplin
Melakukan positive parenting bukan berarti Anda mendiamkan sesuatu yang salah yang dilakukan anak. Anak perlu belajar atas perilaku yang bisa diterima, sehingga pendisiplinan perlu diterapkan. Disiplin harus ditegakkan segera setelah perilaku yang tidak baik dilakukan.

Cara pendisiplinan yang disarankan Frieda adalah dengan teknik time out dan grounded, yang bisa efektif bila diterapkan dengan tepat. Time out bisa diberikan dengan mendiamkan anak atau orangtua tidak memberi reaksi apa-apa kepada anak. Tindakan ini merupakan respon orangtua atas perilaku anak yang tidak diinginkan. Pada saat itu orangtua bisa keluar ruangan dan anak berada di dalam ruangan. Anak juga bisa dijauhkan dari aktivitasnya.

Sementara untuk grounded, anak diharuskan menyelesaikan satu tugas untuk bisa mendapat kesenangannya lagi. Contohnya, bila anak suka menonton film Sponge Bob dan ia tidak mau mandi, orangtua bisa melakukan grounded. Kalau tidak mandi, tidak boleh menonton Sponge Bob. Setelah mandi, anak boleh keluar kamar dan menonton film tersebut.

Pendisiplinan ini perlu dilakukan secara konsisten dan harus selalu didasarkan pada perilaku anak. Teknik pendisiplinan yang sama juga perlu diterapkan bila anak melakukan perilaku yang sama lagi. Namun, orangtua sebaiknya tidak langsung memberikan sanksi apabila anak baru melakukan perilaku tidak baik pertama kali dan belum pernah diberitahu sebelumnya bahwa perilakunya itu buruk.

“Dan pastikan teknik pendisiplinan yang sama dilakukan oleh pasangan dan orang-orang di rumah saat orangtua tidak di rumah,” kata Frieda.

Panutan bagi anak
Anak adalah peniru ulung. Segala gerak-gerik orangtua akan ditirunya. Anak belajar cara beraksi terhadap berbagai hal melalui pengamatannya pada perilaku orangtua. Agar anak dapat menerapkan perilaku yang baik, orangtua mesti mencontohkannya terlebih dulu dalam kehidupan sehari-hari.

Say “I love You”
Kasih sayang mestilah diungkapkan. Frieda menyarankan para orangtua untuk mengungkapkan kasih sayang dengan kata-kata seperti I love you, belaian, pelukan, ciuman, tulisan “ayah/ibu sayang kamu,” atau gambar bunga atau hati.

Komunikasi dengan tepat
Saat berbicara dengan anak, orangtua harus melakukan kontak mata dengan mereka. Bila ingin memberikan perintah, berikan sespesifik mungkin. Perintah dengan arti yang sangat umum akan membingungkan anak. Hindarkan pula membentak, mengomel, berteriak, atau berceramah panjang lebar kepada anak.

Selesaikan masalah saat Anda “dingin”
Bila ada masalah, hendaknya tidak diselesaikan saat Anda sedang marah. Bila hal ini dilakukan justru akan memperburuk keadaan. Biasanya, saat marah kontrol diri Anda cenderung lebih rendah, sehingga sangat mungkin Anda melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak diharapkan dapat ditiru anak. Bisa pula, pada saat itu keluar kata-kata yang akan menyakitkan dan membekas pada anak. Saat Anda marah, Anda juga perlu time out untuk menenangkan diri.

Tidak ada orangtua yang sempurna. Yang penting untuk menjadi orangtua efektif adalah apa yang Anda lakukan sejalan dengan waktu.


Dari: gayahidupsehatonline.com


[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Apiterapi, Sengat dan Madu Lebah


Disebutkan dalam Alquran surat An Nahl ayat 68-69, di dalam madu lebah terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Produk turunan yang dihasilkan lebah ada 13 buah, di antaranya madu, propolis, royal jelly, pollen, bee venom, lilin lebah, madu sarang, roti lebah, larva lebah, dan phedra.
Kata aphitherapy (apiterapi) adalah perpaduan bahasa Latin, aphis berarti lebah dan therapy, pengobatan. Apiterapi didefinisikan sebagai upaya pengobatan komplementer untuk tujuan prefentif, kuratif, dan rehabilitasi menggunakan lebah dan produk turunannya.

Ribuan Tahun
Penggunaan madu lebah untuk kesehatan, kata Dr. Adji Suranto, Sp.A, dari Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) DKI Jakarta, telah diketahui sejak ribuan tahun lalu. Lukisan karang zaman batu (6000 SM) memperlihatkan kegiatan honey hunting.

Bukti tertua penggunaan madu untuk mengobati infeksi kulit dan luka, borok, penyakit mata dan telinga, tertulis dalam keramik bangsa Samaria (2000 SM). The Ebers Papyrus (1550 SM) mencatat resep-resep madu untuk pemakaian luar, yaitu untuk terapi kebotakan, luka bakar, abses, dan pereda nyeri.

Madu juga dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka usai pembedahan, termasuk sunat, supositoria, mengurangi peradangan, serta meredakan kaku sendi. Hingga tahun 1990, katun yang direndam dalam jus lemon dan madu masih digunakan sebagai alat kontrasepsi.

Penggunaan sengat lebah untuk terapi nyeri sendi dan artritis telah lama dilakukan oleh bangsa Yunani. Pelopornya adalah bapak kedokteran modern, Hippocrates.
Tahun 1888, Dr. Philip Tere dari Perancis meneliti hubungan antara sengat lebah dan rematik. Sebelumnya, tahun 1864, Prof. Libowsky melaporkan kesembuhan pasiennya yang menderita rematik dan neuralgia setelah diterapi dengan sengatan lebah.

Pengobatan menggunakan sengat (bisa) lebah dikenal sebagai apipuntur. Apipuntur, kata Dr. Adji, adalah bagian dari apiterapi. Apipuntur memanfaatkan bee venom dan metode akupuntur. Lebah untuk terapi ini jenis Apis mellifera dan Apis cerana. Apipuntur sendiri merupakan bagian dari apiterapi.

Sengat atau racun lebah sangat baik untuk menormalkan segala aktivitas pembuluh darah dan saraf. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa sengat lebah mengandung melitin, apamin, peptida 401 (MDC), inhibitor protease, dan norepinephrine,” kata dokter yang mendalami pengobatan komplementer sejak tahun 1999 ini.

Apiterapi secara umum dimanfaatkan untuk meredakan gangguan rematik, masuk angin, flu, salah urat, hingga penyakit berat, seperti darah tinggi, diabetes, dan kanker. Cara ini pun diklaim efektif untuk mengobati penyakit degeneratif, seperti stroke.

Kombinasi
Dalam praktik apipuntur, dituturkan Dr. Adji, sengat lebah yang dimasukkan ke dalam tubuh dilakukan dengan dua cara, yakni langsung (direct bee sting) dan lewat suntikan berisi racun lebah. “Racun lebah diambil dari antibodi murni seseorang yang sudah sering disengat lebah,” katanya.

Jumlah sengatan tergantung pada jenis penyakit. Namun, satu sengatan di titik-titik tertentu dianggap cukup sebagai perkenalan. “Dalam terapi berikutnya, titik-titik tersebut disengat lagi, tetapi tidak boleh lebih dari 10 sengatan,” ujar pria satu anak ini.

Sengatan lebah yang sedang bereaksi di tubuh ditandai dengan ketidaknormalan sejenak yang sifatnya individual. Reaksi pasien berbeda-beda, apakah sebelumnya pernah disengat lebah atau tidak.

Biasanya pasien akan mengalami reaksi lokal dan sistemik. Ciri reaksi lokal adalah pembengkakan di sekitar lokasi sengatan, gejala klinisnya gatal, nyeri, dan kaku. Reaksi sistemik berupa demam, lemas, telinga berdengung, dan pusing.

Menurut Dr. Adji, bila reaksi itu terjadi pada pasien yang sensitif, diganti dengan pemberian obat antihistamin selama 10 hari. Selanjutnya baru boleh dilakukan apiterapi lagi. Kondisi di atas, kata dokter lulusan FKUI 1988 ini, adalah alamiah karena racun lebah sedang bereaksi di dalam tubuh. Seperti saat kita diimunisasi.

Untuk menetralkan kondisi tersebut, ia menganjurkan konsumsi madu dan mengoleskan minyak gosok di bagian yang bengkak dan gatal. Karena itu, terapi sengat lebah akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan pemberian madu, propolis, pollen, atau royal jelly.

Meski dikombinasi, tidak semua jenis penyakit bisa disembuhkan dengan terapi yang sama. Contohnya, untuk kencing manis, terapi tambahan yang digunakan adalah pollen dan propolis. Untuk gangguan katarak, selain sengat lebah, terapinya berupa tetes mata madu trigona dan madu lebah.

Untuk gangguan rematik, ada dua titik yang disengat, yakni titik lokal di mana yang sakit dan titik sistemik, yaitu titik akupuntur zusanli (daerah bercekung di bawah lutut). Selain sengatan di titik itu ditambah konsumsi royal jelly, propolis, dan citosan.
Terapi apipuntur dilakukan dalam 12 kali pertemuan.

“Biasanya pada kunjungan pertama titik yang disengat hanya satu. Hari berikutnya ditambah satu titik sengatan lagi. Begitu seterusnya. Lamanya sengatan antara 10-15 menit. Setelah itu bisa diulang lagi,” katanya.

Pemanfaatan apipuntur, tambah Dr. Adji, ditentukan oleh jenis penyakit, umur pasien, dan kontraindikasinya. Wanita hamil, bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia dianjurkan tidak menjalani terapi ini.
Mau coba?

Dari: gayahidupsehatonline.com

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Wortel Dapat Kurangi Resiko Kanker


Wortel (Daucus Carota) merupakan jenis sayuran terpopuler kedua di dunia setelah kentang, selain mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi (12.000 Satuan Internasional/SI) wortel juga berkhasiat menyembuhkan beberapa jenis penyakit.
Seperti yang dilansir dari situs BBC News baru-baru ini Dr Kirsten Brandt dan beberapa peneliti dari University of New Castle menemukan adanya senyawa yang bisa menurunkan resiko perkembangan kanker dalam sayuran berwarna oranye itu.
Hasil penelitian mereka yang dipublikasikan dalam the Journal of Agricultural and Food Chemistry edisi 5 Februari 2005 menyebutkan, umbi akar yang tumbuh baik di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.200 di atas permukaan laut itu mengandung komponen pestisida alami yang disebut falcarinol (C17H24O).

Dari penelitian tim Dr Brandt terhadap 24 tikus dengan tumor pra-kanker itu diperoleh kesimpulan bahwa falcarinol dapat mengurangi resiko perkembangan kanker hingga sepertiga dari biasanya.
Kesimpulan itu dibuat karena setelah 18 minggu tikus-tikus yang mengkonsumsi wortel dan suplemen falcarinol dalam pakan mereka perkembangan tumornya sepertiga lebih kecil jika dibandingkan dengan tikus yang hanya mendapatkan pakan biasa.

Falcarinol bukan senyawa kimia yang berbahaya dan dalam jumlah tertentu punya kemampuan merangsang mekanisme tubuh untuk melawan kanker.
Akibat fatal dari mengkonsumsi falcarinol hanya akan terjadi kalau seseorang memakan 400 kilogram wortel sekali makan.

Dr Brandt menjelaskan, penelitian tentang falcarinol dalam wortel dilakukan setelah dipublikasikannya berbagai studi terkini mengenai senyawa tersebut.
Selama ini para peneliti mengetahui bahwa wortel merupakan bahan makanan yang sangat bagus untuk kesehatan dan dapat menurunkan resiko kanker tetapi kita belum tahu unsur mana yang memiliki efek khusus itu.

Ia menyebutkan, setelah mengetahui keberadaan dan pengaruh falcarinol pada perkembangan kanker, para ilmuwan akan melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kuantitas falcarinol yang tepat untuk mengurangi resiko perkembangan kanker secara optimal.
Mengingat varietas, bentuk, warna dan ukuran wortel yang beragam kata Dr Brandt, peneliti juga masih harus melakukan penelitian untuk menemukan jenis wortel yang memiliki efek paling baik untuk mengurangi resiko kanker.

Sebentar lagi mungkin tidak ada lagi yang menyarankan orang untuk mengkonsumsi lima porsi buah dan sayur setiap hari, tetapi menyarankannya untuk mengkonsumsi wortel dengan jumlah tertentu.

Namun karena penelitian itu menggunakan wortel mentah, peneliti belum bisa merekomendasikan apakah mengkonsumsi wortel matang dan jus wortel juga akan memberikan efek yang sama.
Dr Brandt hanya menyarankan agar konsumen memakan sebuah wortel kecil bersama aneka sayur dan buah yang lain setiap hari.

Untuk mengurangi resiko kanker dan penyakit serius lainnya dia juga menyarankan agar orang setidaknya mengkonsumsi lima porsi sayur dan buah berbeda setiap hari sebagai bagian dari makanan yang sehat dan berimbang.

Tapi orang seharusnya tidak berfikir bahwa makan wortel sehari dapat meniadakan efek coklat dan burger.
Ke depan katanya penelitian itu diharapkan bisa menjadi jalan bagi penemuan obat anti kanker generasi baru sekaligus memberikan tip pada produsen wortel tentang metode terbaik menanam wortel.

Dr Brandt juga mengatakan bahwa pihaknya akan memperluas spektrum penelitian serupa pada jenis sayuran yang lain.
Pemanfaatan aneka bahan makanan alami dalam pengobatan sudah dilakukan sejak dulu dan tidak sedikit yang berhasil sehingga bapak kedokteran Hippocrates pun mengatakan "biarkan makanan menjadi obat bagimu."

Dari:keluargasehat.com

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

'IDUL FITRI DAN KEUTAMAANNYA


Oleh Syed Hasan Alatas

"....dan hendaklah kamu membesarkan nama Allah, karena mendapat petunjuk-Nya dan supaya kamu bersyukur."
(Q.S.al-Baqarah:185)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Lailaha illallahu, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd.

Maha besar Allah ! Tidak ada tuhan melainkan Allah ! Dan kepada Allah tertuju segala puji dan syukur.

Gemuruh gema takbir dan tahmid menyambut 'Idul Fitri, satu syawal. Semenjak malamnya hingga paginya,tidak putus-putus kedengaran suara takbir, bersahut-sahutan, dimana-mana tempat didiami oleh ummat Islam. Besar kecil, tua muda dengan penuh perasaan riang gembira, mereka menuju tempt sholat, baik ke masjid atau tanah lapang, bersama-sama ingin menunaikan sholat "Idul Fitri.

Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar Walillahilhamd.

'Idul Fitri, merupakan hari bahagia dan syukur bagi ummat Islam.

Allahu Akbar kalimah takbir untuk mengagungkan Allah s.w.t. Lailaha Illah kalimah tauhid untuk mengesakan Allah s.w.t. Walillahilhamd kalimah Tahmid untuk mensyukuri segala ni'mat, yang telah dianugerahkan Allah s.w.t.

Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar,Walillahilhamd.

Allah berfirman yang maksudnya:

"Sesungguhnya kejadian langit dan bumi, pergantian malam dengan siang serta kapal berlayar di lautan, yang membawa benda-benda yang bermanfaat kepada manusia. Demikian pula air hujan yang Allah turunkan dari langit, yang dapat menghidupkan bumi setelah matinya, serta Ia membiakkan padanya berbagai jenis binatang. Demikian pula
pada peredaran angin dan awan yang terapung-apung diantara langit dan bumi.Sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda bukti kekuasaan Allah bagi kaum yang menggunakan akal fikiran."
(Q.s.al-Baqarah:164)

Tanda-tanda kekuasaan Allah berada dimana-mana baik pada diri manusia sendiri, pada tumbuh-tumbuhan, hewan dan alam raya.

Perhatikan bagaimana manusia terjadi,dari salah satu benih lelaki yang ratusan juta banyaknya bercantum dengan sel telur wanita, dari masa kemasa peringkat demi peringkat ia berkembang sehingga bentuk sempurna seorang manusia dengan berbagai kelengkapan tubuh, karena keadaan belumlah dapat lagi mulut untuk makan, namun demikian ia tetap hidup dengan memperoleh makanan melalui ibunya yang disalurkan menerusi tali pusatnya,siapakah yang mengaturkan semua ini pernah ayah dan ibu kita mengaturnya ?

Setelah manusia dilahirkan kedunia ini tubuhnya mengandung sistem tertentu yang mempunyai tugas yang berlainan, yaitu sistem penghazaman, sistem pernapasan, sistem saraf, sistem pengaliran, sistem perkumuhan, sistem pembiakan, dan sebagainya, semuanya itu melaksanakan tugasnya masing-masing, siapakah yang memerintahkan mereka berbuat demikian?

Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar Walillahilhamd.

Perhatikan pula berbagai jenis tumbuh-tumbuhan disekeliling kita, berbagai jenis hewan, perhatikan peredaran planet bumi, bulan, perhatikan bintang-bintang yang tak sanggup kita menghitung jumlahnya. Semua ini merupakan sebahagian dari tanda adanya Allah, adanya yang Maha pengatur yaitu Allah s.w.t.

Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar Walillahilhamd.

'Idul Fitri juga merupakan hari bahagia,hari bermaaf-maafan sesama Insan yang tidak luput dari salah dan silap yang pernah dilakukan. Pada hari yang mulia ini jangan ragu-ragu untuk mengakui salah silap yang mungkin pernah kita lakukan kepada sesama saudara Islam. Mungkin ada perasaan hasad dengki, khianat, ataupun berbagai kejahatan dan penganiaayaan yang pernah kita lakukan pohonlah kemaafan,Insya-Allah dihari baik dan bulan baik ini mudah orang memaafkannya.

Kita teringat kembali kepada sabda Nabi s.a.w.yang bermaksud:

"Maukah kamu aku beri tahu tentang derajat yang lebih utama,
dari derajat sholat,puasa dan sedekah !Para sahabat menjawab:
Bahkan mau ! Rasulallah bersabda:"Mendamaikan antara dua orang yang berselisih, karena perselisihan antara dua manusia itulah yang membawa kehancuran."
(H.R.Abu Daud dan Termizi)

Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar Walillahilhamd.

Sungguh banyak keutamaan yang terkandung dalam Idul Fitri, yang merupakan hari kemenangan bagi mereka yang menundukkan hawa nafsu yang biasanya susah dikendalikan,baik nafsu makan, minum, nafsu syahwat,dan berbagai nafsu lainnya. Idul Fitri hari bermaaf-maafan hari mempererat tali silaturrahim sesama keluarga dan masyarakat sekeliling sehingga seolah-olah kita lahir kembali dengan semangat baru,hidup baru sebagai orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah s.w.t.

Allahu Akbar'Allahu Akbar,Allahu Akbar Walillahilhamd.


Dari: shiar-islam.com

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

9.17.2008

Yogurt Membuat Gusi Sehat


urang suka yoghurt karena rasanya asam? Mulai sekarang ada baiknya biasakan mengkonsumsi yoghurt tiap hari. Bukan hanya usus dan pencernaan jadi makin baik tetapi juga gusi jadi lebih sehat. Andapun terbebas dari penyakit jantung!
Kabar baik ini untuk pencinta yoghurt. Baik yoghurt cair maupun yang padat. Mau yang rasa alami atau dengan tambahan buah buahan. Semuanya memberi manfaat positif untuk tubuh. Hal inilah yang ditulis oleh D. Milton Stokes, M.S., R.D di majalah Eating Well edisi Agustus lalu.
Hasil riset terbaru membuktikan yoghurt juga sangat baik untuk kesehatan gusi. Riset dilakukan oleh peneliti Jepang yang mengamati 1.000 orang dewasa yang mengkonsumsi yoghurt secara rutin tiap hari dalam jumlah cukup banyak. Mereka ternyata memiliki gusi lebih sehat.
Hasil riset yang dipublikasikan awal tahun ini di The Journal of Periodontology menyebutkan probiotik atau bakteri baik bisa menjaga kesehatan gusi. Probiotik merupakan bakteri hidup yang baisanya terdapat dalam produk fermentasi seperti yoghurt dan kefir (fermentasi susu). Dalam penelitian dibuktikan probiotik sangat baik untuk pencernaan dan daya tahan tubuh.
“Untuk kesehatan gusi belum bisa disebutkan berapa banyak yoghurt dan produk fermentasi lain perlu dikonsumsi tiap hari,” demikian ujar Yoshihiro Shimazaki, D.D.S., Ph.D. dari Kyushu University yang memimpin riset. Namun yang jelas penyakit gigi mempengaruhi 1 dari 3 orang Amerika. Bakteri yang menumpuk di gigi seperti plak lama-lama membentuk karang dan membuat gusi berdarah. Para peneliti yakin probiotik bisa menghambat pertumbuhan bakteri kurang baik di dalam mulut.
Menjaga kesehatan mulut bukan hanya untuk pergaulan saja. “Jika masalah gusi berdarah dibiarkan, orang akan mudah terserang penyakit jantung,” demikian jelas Mr. Shimazaki. Bakteri yang ada dalam mulut juga gusi akan masuk ke dalam aliran darah dan dapat merusak pembuluh darah arteri yang berakibat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung.
Karena itu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi yoghurt tiap hari agar gusi tetap sehat dan jantungpun menjadi sehat pula. Jadi, tingkatkan saja konsumsi yoghurt dalam smoothies atau shakes demi kesehatan Anda!

(Sumber: detik dot com)


[+/-] Selengkapnya...

Read More..

TIPS SEHAT BERPUASA


Puasa potensial untuk menyehatkan tapi bisa jadi sebaliknya, tidak bermanfaat sama sekali kecuali lapar dan dahaga saja. Ada beberapa tips yang baik dijalankan untuk mencapai tujuan sehat tersebut.
1. Jangan Tinggalkan Sahur
Sahur merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah puasa. Walaupun tidak wajib namun sahur memiliki fungsi penting karena memberikan asupan gizi dan simpanan energi untuk aktifitas saat berpuasa. Untuk memperoleh manfaat kesehatan, menu sahur sebaiknya makanan yang berserat dan berprotein tinggi tapi hindari konsumsi makanan yang manis-manis. Makanan berserat membuat proses pencernaan lebih lambat, sedangkan makanan manis lebih cepat sehingga membuat lebih cepat lapar di siang hari. Sahur mendekati imsak lebih baik karena membuat energi sahur lebih tahan lama.

2. Berbukalah Dengan Pola Benar
Jangan tunda berbuka puasa bila sudah waktunya. Hal yang paling diperlukan pada saat berbuka adalah memulihkan tenaga/energi. Untuk itu makanlah sumber karbohidrat sederhana yang terdapat dalam makanan manis, sirup dan lain-lain yang mudah dicerna. Setelah sholat dan beristirahat sejenak, dapat dilanjutkan dengan makan makanan pokok seperti nasi dan lauk-pauk tapi dalam porsi sedang. Cemilan atau minuman ringan dapat dilanjutkan setelah tarawih dalam porsi kecil.

3. Tetap Beraktifitas Seperti Biasa
Berpuasa tidak berarti mengurangi aktifitas atau kerja. Pada beberapa hari pertama memang ada penyesuaian dan adaptasi tubuh terutama pada orang-orang yang jarang berpuasa atau olahraga. Aktifitas/olahraga berat memang dilarang tetapi yang bersifat ringan jusrtu dianjurkan. Olahraga ringan seperti jalan kaki, senam, lari kecil, sangat dianjurkan terutama menjelang berbuka puasa. Tarawih juga merupakan aktifitas yang dapat menjaga kebugaran.

4. Konsumsi Air Ditambah
Tubuh lebih rentan terhadap kekurangan air dibanding kekurangan makan sehingga kebutuhan air mesti cukup dengan menambah porsi meminum air, termasuk susu, sirup,
buah-buahan dan makanan yang berkuah. Teh dan kopi dihindari pada saat sahur.

5. Kendalikan Emosi
Puasa mencakup upaya menahan nafsu. Hati yang tenang karena nafsu yang terkendali akan menurunkan konsumsi energi atau laju metabolisme sehingga menghemat pemakaian tenaga.


dari: getnew-information.blogspot.com

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Manggis Tanpa Biji


Mentari di atas kota Tarakan, Kalimantan Timur, bersinar terik. Sebuah speedboat melaju cepat ke arah barat laut menyusuri Sungai Sesayap. Di sungai selebar 1-2 km itu badan perahu sesekali dihantam ombak. Tiga jam berselang speedboat menepi. Dua penumpang, Sobir PhD dan
Rahmat Suhartanto-keduanya peneliti dari Pusat Kajian Buah Tropika-melangkah ke daratan. Sekitar 50 m dari tepian, sebatang pohon manggis setinggi 30 m menyambut. Itulah sekelumit kisah pencarian manggis tanpa biji di perbatasan Indonesia-Malaysia.

Pohon manggis berumur 40 tahun itu memang istimewa. Buah tak berbiji. Itulah salah satu manggis tanpa biji yang pernah ditemukan. Sifat itu jelas disukai penggemar buah. Bagian buah yang dikonsumsi lebih banyak. Tak perlu repot-repot lagi membuang biji, kata Sobir.

Meski disebut tanpa biji, terkadang manggis itu masih memiliki 1 biji dalam 1 buah. Soal rasa, Garcinia mangostana asal Malinau, Kalimantan Timur, itu tak kalah dengan manggis kaligesing dan wanayasa. Manis, sedikit asam, dan menyegarkan. Kaligesing dan wanayasa ialah 2 manggis yang telah dilepas sebagai varietas unggul.

Buah berukuran standar, bobot 80-150 g per buah. Bentuk buah agak lonjong, mirip manggis rejang lebong yang bentuknya seperti gentong. Namun, sosok manggis malinau sedikit melengkung sehingga membentuk lekukan di satu sisi. Satu buah terdiri dari 5-7 septa tergantung ukuran. Kulit buah tergolong tebal, 0,5-1 cm.
Dua pohon

Manggis tanpa biji berbuah pada November-Januari. Dari pohon berumur 40 tahun dihasilkan 1 kuintal setiap tahun. Berdasarkan pengamatan, sejauh ini belum pernah ditemukan buah terkena getah kuning. Sekitar 20 m dari lokasi itu tumbuh pohon manggis lebih muda, berumur 25 tahun. Tingginya baru 15 m. Diduga itu turunan dari pohon manggis tanpa biji yang pertama. Buahnya pun tanpa biji.

Konon, dahulu kala di kawasan itu tumbuh pohon manggis tanpa biji berumur ratusan tahun. Ada keterangan yang menyebutkan tinggi pohon mencapai 30 m. Sayang, tanpa sebab yang jelas pohon itu mati. Besar kemungkinan, 2 pohon yang kini ditemukan keturunan pohon tua itu.

Menurut Sobir PhD, kepala Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT), Bogor, hutan di Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, itu salah satu pusat keragaman manggis. Banyak sekali keluarga Garcinia ditemukan di sana. Dari manggis hutan hingga yang dikenal di pasaran, ujarnya. Meski demikian, kawasan itu bukan pusat produksi. Di daerah yang berbatasan dengan Sabah dan Sarawak, Malaysia, itu manggis tidak dianggap sebagai buah komersial.
Bawaan genetik

Menurut Drs M Jawal Anwarudin Syah MS, pakar manggis dari Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu), Solok, manggis tanpa biji disebabkan 2 kemungkinan: lingkungan dan bawaan genetik. Misal, buah manggis dalam 1 pohon sangat banyak sehingga ukuran mengecil. Konsekuensinya septa ikut kecil sehingga pertumbuhan biji terhambat. Pada kasus itu manggis tanpa biji bukan hal istimewa.

Bila kasus tanpa biji itu disebabkan bawaan genetik, maka penemuan itu luar biasa. Itu langka. Tentu lebih enak dikonsumsi karena bisa langsung ditelan, katanya. Ia enduga manggis tanpa biji yang ditemukan Sobir itu salah satu varian dari manggis yang dikenal saat ini. Toh, Jawal tak berani berspekulasi apakah variasi itu bernilai komersial di kemudian hari.

Penelusuran Trubus, manggis tanpa biji pernah ditemukan di Malaysia. Rakyat negeri jiran menyebutnya masta atau sepa. Bahkan Institut Penyelidikan dan Kemajuan Pertanian Malaysia (MARDI) berhasil menemukan beberapa kultivar unggul manggis tanpa biji (baca Manggis Tanpa Biji, Trubus April 1994).

Di daerah Yan, Kedah, ditemukan manggis tanpa biji dengan bobot rata-rata 80 g. Di Perak ditemukan manggis tanpa biji berbobot 60 g. Namun, manggis tanpa biji yang ditemukan di Malinau berbeda dengan yang berada di Malaysia. Dari sosok buah jelas berbeda. Bagian yang dapat dikonsumsi dari manggis tanpa biji asal Indonesia lebih banyak. Ukurannya lebih besar, ujar Sobir. Ukuran daun pun lebih besar
Masih diteliti

Fenomena ditemukannya manggis tanpa biji masih menyisakan misteri. Pasalnya, selama ini manggis yang berbiji dikenal bersifat apomiksis. Artinya, pohon dapat menghasilkan buah tanpa melalui perkawinan bunga jantan dan betina.

Menurut Jawal biji yang terbentuk berasal dari induksi zat-zat endogen dalam tumbuhan. Karena tanpa perkawinan itulah biji manggis bersifat vegetatif sehingga mempunyai sifat yang serupa dengan induknya.

Pada kasus manggis tanpa biji, sifat apomiksis itu tak sempurna karena biji kosong, kecil atau tak terbentuk. Ada kemungkinan proses pembentukan biji terhambat, ujar Sobir. Bila benar demikian, maka manggis tanpa biji sifatnya lebih mendekati partenokarpi. Baik apomiksis dan partenokarpi memang diartikan sebagai sifat pohon yang dapat menghasilkan buah tanpa melalui perkawinan bunga jantan pada bunga betina. Yang membedakan, pada apomiksis menghasilkan biji. Sementara partenokarpi tidak menghasilkan biji.

Terlepas dari misteri itu, kemunculan manggis tanpa biji membuka ladang baru penelitian. Kultivar itu sangat potensial dikembangkan atau disilangkan dengan kultivar lain untuk menghasilkan jenis yang lebih unggul. Maka, pencarian manggis tanpa biji ke Malinau, Kalimantan Timur, adalah sebuah awal

Oleh: Trubus

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Self-Incompatibility in Vegetable Seed Breeding

Introduction


ost people in the world depend on rice or wheat as their staple food. However, rice and wheat alone cannot sustain health. There are more than one hundred different kinds of vegetables in the world, and they have become a necessary part of our daily diet.
There are two main reasons for this. Firstly, they supply us with many kinds of nutrients needed for our health, e.g., vitamins, trace elements, amino acids, fiber and oil. Secondly, they appeal to the five senses. The taste of vegetables may be sharp, hot, pungent, bitter, sweet or sour. Pickled vegetables, processed with the assistance of microbes, have a different taste than the natural one. Moreover, the flavor, color and crispness of vegetables is enjoyed by our nose, eyes, ears, teeth and tongue. The numerous food cultures of the world use the various characteristics of vegetables in a wide variety of ways.


In vegetable breeding, there are various breeding objectives for consumers, such as eating quality, color and nutrient content. For producers, there are breeding objectives such as high yields, early maturity and disease resistance. However, there is one more objective in vegetable breeding to consider.


Even if a variety has a good flavor and high yields and is disease resistant, unless the seeds are stable and can be relied on to produce the same characteristics every year, it cannot become a good variety. Seed is also an agricultural product, and a good variety must have the characteristic of good seed production.


In recent years, most of the vegetables cultivated over a large part of the world have been F1 hybrid varieties, that realize high yields and early maturity through heterosis. Heterosis breeding is only possible if there is an efficient method of producing F1 seed on a large scale. For this, some control of reproduction or pollination is needed.


In controlling pollination, self-incom-patibility (SI) has been used for the Cruciferae. These include many important kinds of vegetables, such as cabbage, radish, Chinese cabbage, turnip and broccoli. The study of SI in crucifer crops began in Japan, where it still continues. In 1949, a Chinese cabbage F1 hybrid variety, "Nagaoka Kohai I Go", was produced by Shojiro Ito, and in 1961 a radish F1 hybrid variety, "Harumaki Minowase", was produced by a commercial seed company. Most cruciferous vegetables grown in Japan and in other countries are now F1 hybrid varieties, whose seeds are produced using SI.


However, SI is not always stable. It can be easily overcome under various external and physiological conditions. Therefore, stable F1 seed production has been the subject of study for many years.


SI is governed by a series of multiple alleles (hereafter referred to as the S-gene) (Bateman 1955). However, there are genetic variations in the level of SI (hereafter referred to as LSI). Therefore, it can be assumed that SI is also regulated by genes other than the S-gene.


There are two major seed production methods using the SI system for crucifer crops. One method is a single cross, in which SI is overcome in parental seeds by treating them with CO2 gas. The other method is a double cross, in which parental seeds are produced using a pair of isogenic lines for the S-gene.


There are genetic variations in the reaction level of self-incompatibility (RLSI) to a 4% CO2 gas treatment. Thus, the parental lines in the parental seed production in a single cross have to show a marked reaction to CO2. In F1 seed production on both a single and a double cross, the parental lines have to show a high LSI. It is therefore important to know the genetic relationship between these characteristics.


The aim of our study was to divide SI into these three characteristics, perform a genetic analysis for selection of the reproductive traits, and apply the DNA marker assisted selection for the S-gene to radishes.


Genetic Diversity of the S-Gene


S-Gene Cloning and Sequencing

PCR amplifications were performed using a primer set derived from Brassica oleracea SLG genes, and the total DNA extracted from the radishes as a template. Some of the radish SLG genes were cloned. S201 shared an 88% homology at the DNA level and an 80% homology at the amino acid level with SLG6 of B. oleracea (Niikura and Matsuura 1997). It also has twelve cysteine residues and the conserved and variable domains common in the SLG genes. Furthermore, northern blot analysis using S201 as a probe showed that the major transcript was detected in the leaf and anther in the various developmental stages. The transcript in the stigma appeared one day before anthesis, at the same time as the onset of the SI response. A maximum level of expression was observed at the day of flower opening (Niikura and Matsuura 1997).


PCR-RFLP

Identification of the S-alleles by PCR-RFLP was performed, using the primers which originated in the radish SLG genes. The accordance between the results of the PCR-RFLP and test crossing was confirmed, using a pair of isogenic lines for the S-gene and an F2 population which was segregated for the S-alleles. Thus, the PCR amplifications were performed in 37 S-alleles (S201 to S237) and a single fragment with the expected size of around 900bp was amplified in 29 S-alleles. No PCR products were found in the other 8 S-alleles. When the PCR products from the former 29 S-alleles were digested with MspI, RFLP patterns unique to 21 of these S-alleles were observed (Niikura and Matsuura 1998, Fig. 1; Niikura and Matsuura 2001).


Genetic Variation

Genetic variation in the reaction level of self-incompatibility to a 4% CO2 gas and the level of self-incompatibility (LSI) was studied in the landraces.


It was evaluated on the basis of the rate of self-seed setting and the degree of the pollen-tube penetrations treated by a CO2 gas incubator [grade 1 = low to grade 5 = high]. The LSI in these lines ranged from 0 to 100%. The self-incompatibility to CO2 gas ranged from grade 1 (11 lines; 32% of all the tested lines) to grade 5 (4 lines; 12% of all the tested lines). No correlation between the S-allele, LSI and self-incompatibility to CO2 gas was detected (Table 2 and Table 3).


Genetic Analysis

Genetic analysis of the level of self-incompatibility (LSI) and the reaction level of self-incompatibility to a 4% CO2 gas was carried. For the latter, an F2 population and F3 lines were analyzed in which the S-alleles and self-incompatibility to CO2 were expected to segregate. The results showed that a high reaction level of self-incompatibility to CO2 is controlled by a recessive gene (Fig. 2, Niikura and Matsuura 2000).


To examine which organs respond to CO2 gas, the same S-homozygotes with different levels of self-incompatibility to CO2 were used from the above F2 population. Reciprocal crosses were performed among these plants. Only when using female plants which showed a high reaction level of self-incompatibility to CO2 was this trait inherited by the cross combinations (Niikura and Matsuura 2000).


A simple differential display method (Yoshida et al. 1994) was performed to isolate the genes related to LSI. When an arbitrary primer was used, a specific PCR product (PA-1) common to lines with a low LSI was amplified (Fig. 3). The sequence of PCR productions had a high homology with S-adenosyl methionine synthase. Furthermore, northern blot analysis using PA-1 as a probe showed that the faint transcript was also detected in the high LSI lines. This result shows that a regulatory gene of PA-1 transcript is a trigger of the LSI. It is necessary to isolate this type of gene in future.


Conclusions

The biotechnology used in this study is based on the use of the PCR-RFLP method. It is very useful, because it allows breeders to know the S-genotype before harvest. In the past, this could not be known until pollination tests were performed at the reproductive stage. The use of this kind of marker assisted selection (MAS) will greatly increase selection efficiency for reproductive characteristics which appear only after bolting and flowering.


Another important result from this study is to divide the SI into the three characteristics, the "S-gene", "Reaction level of self-incompatibility to CO2", and "LSI", and to carry out a genetic evaluation of these characteristics independently. The success or failure of MAS depends on whether an exact evaluation of the target characteristics, and genetic analysis based on that, is possible. It will be necessary in future to perform a genetic analysis of the LSI, and to isolate the gene governing the reaction level of self-incompatibility to CO2 and LSI, or screen a linkage DNA marker.


As far as the practical implications of SI are concerned, there are other areas of SI that have not been elucidated. The process of seed production also includes such steps as bolting, flowering, pollination, fertilization and seed setting. Fertilization is the most important step, because this step connects directly with the F1 purity of the seeds produced. Our study focuses on this step in order to realize high-quality seed production.


Concerning the S-gene, a number of genetic and molecular biological studies have been carried out (Nettancourt 2001). The success of the PCR-RFLP method depends largely on these studies.


However, in order to realize stable seed production on a large scale, there is one more topic we need to study. We must examine the unknown parts of SI by the reduction method, as we have done in this study. We also need to study SI in its ecological context, and its biological role in pollination.


This is because in F1 seed production, the exchange of pollen between parental lines has to be done by pollinating insects.


Firstly, it is important to synchronize the time of flowering of parental lines, by changing the sowing time and transplanting time, and trimming off the flowers which open first. This is included in the "bolting and flowering" step. Secondly, it is necessary to clarify how to prevent insects from preferential pollination of one or other of the parental lines.


This has to be done by following an ecological approach to the "pollination" step. That is, the optimal density of the parental lines should be decided, taking into account the length of their flowering time, their plant shape, the quantity of their flowers and their population structure.


Thirdly, the form of floral organs that are easily pollinated should be considered. This is also included in the "pollination" step. Namai has published many reports on "pollination biology" (e.g. Namai and Ohsawa 1988). By applying these studies to F1 seed production, it will be clear whether there are congenial floral organ forms in the parental lines of crops as diverse as primrose and buckwheat, or even whether there is an ideal floral organ form irrespective of which parental line is the partner. Besides these studies, further research into "seed setting", and into interactions between these different steps, must be carried out.


A few decades ago there were classes on seed production in most Japanese agricultural universities. These contributed a great deal to improved technology for seed production. Unfortunately, such classes have now disappeared because students prefer biotechnology, with its smart "high-tech" image. Even if they wanted to attend traditional seed production classes, there are no longer any teachers to teach them.


However, since cruciferous vegetables continue to be important in the world's food supply, not only should good varieties be raised, but also seed production techniques should be handed down. Biotechnology in agricultural research has no meaning until it is used to offer or improved genetic material to farmers. Scientists working on the breeding of cruciferous vegetables must not forget this.


Satoshi Niikura
agnet.org


[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Dendang Keagungan

Suara adzan subuh bergema menggetarkan alam raya yang tengah terlelap oleh dinginnya malam. Dari masjid-masjid besar, musholla, hingga ke surau-surau kecil di dusun-dusun sepi di tepi sungai, suara itu bersahutan silih berganti mendendangkan keagungan sang pencipta.
Perlahan ia mengusap air matanya yang tumpah bergulir menganak sungai membasahi pipinya karena dendang keagungan itu. Setiap hari lima kali ia mendengar dendang keagungan itu, dan tiap kali ia mendengarnya ia pasti menangis. Semakin hari semakin banyak saja air matanya yang tertumpah, dan semakin perih dendang itu terdengar, namun kemudian terasa begitu sangat menyejukkan persis seperti luka yang diolesi obat penawar.

Ya, ia kini tengah terluka, terluka oleh keadaan di negerinya yang semakin kacau. Perampokan, pembunuhan, dan pemerkosaan hampir setiap hari terjadi, penjudi dan pemabuk terus bertambah, korupsi, kolusi dan nepotisme telah mendarah daging berakar menembus jiwa-jiwa manusia di negerinya itu, hanya suara dendang keagungan itulah yang menjadi obat penawar perih lukanya. Setiap ia mendengar dendang itu ditengah perih lukanya, ia merasa sangat sejuk dan harapannya yang kian hari kian menipis dan memudar bahkan hampir hilang sama sekali, perlahan kembali bersemi. Tetapi, semakin hari lukanya semakin lebar dan dalam, dan dendang keagungan itupun semakin sayup bahkan hampir tidak terdengar lagi.

Ia adalah anak seorang yang pernah memimpin negeri itu dan membawa negerinya ke puncak kejayaan dengan keluruhan akhlak. Ayahnya seorang raja yang sangat keras dengan pendirian yang sangat teguh untuk menegakkan hukum di negerinya, namun demikian memiliki hati yang sangat lembut, santun dan penuh senyum. Dibawah pimpinan ayahnya, negeri itu penuh dengan kedamaian, aman, dan tenteram. Bila pun ada yang berbuat kejahatan, mereka dengan cepat dapat ditumpas, dan tidak jarang ayahnya yang turun langsung menumpas kejahatan-kejahatan dan menyeret pelakunya ke depan hukum. Namun, dua puluh tahun yang lalu, disubuh seperti ini, disaat penghuni dunia tengah terlena oleh mimpi-mimpi di dalam belitan selimut, ayahnya tersungkur bersimbah darah di atas sajadah. Belati beracun menembus punggung ayahnya menumpahkan darah pemimpin penegak kebenaran itu dan membasahi Alquran yang sedang dibaca ayahnya. Ayahnya mati oleh nafsu, kebejadan dan angkara murka jiwa-jiwa yang tidak ingin hukum ditegakkan. Jiwa-jiwa itu telah menyusup dan mengambil alih tubuh manusia-manusia di negeri itu, bahkan telah merampas akal dan kesadaran para pejabat pemerintah.

Semenjak kematian ayahnya, keluarganya diusir, dihinakan, dan difitnah dengan kotor dan sangat keji, tetapi jiwa dan darah ayahnya yang keras dan teguh yang mengalir di dalam tubuhnya membuatnya semakin yakin dengan apa yang disebutnya sebagai “syahid”. Keadaannya dan keluarganya yang telah terpinggirkan itu sungguh tidak membuat surut tekadnya untuk berjuang menegakkan hukum, akhlak dan kebenaran seperti yang dilakukan ayahnya. Ia menyerukan hukum dan kebenaran yang diyakininya di setiap tempat yang dilaluinya dan di setiap masjid dan langgar yang disinggahinya. Ia terus melakukan itu hingga pada suatu hari berita itu sampai ketelinga penguasa dan pejabat pemerintah yang tubuh mereka telah dirasuki oleh jiwa-jiwa yang penuh dengan nafsu dan kesesatan dunia. Mereka sangat cemas oleh apa yang dilakukannya, mereka sungguh tidak rela jiwa-jiwa itu menghilang. Sebab bila jiwa-jiwa itu tercerabut dari hati manusia-manusia di negeri itu, tidak akan ada lagi yang mendukung mereka dan membenarkan mereka melakukan kekejian-kekejian dan kesesatan-kesesatan untuk memenuhi nafsu dunia mereka. Hukum telah mereka putarbalikkan, dan satu-satunya cara untuk melegalkan hukum buatan mereka adalah menjaga agar jiwa-jiwa sesat itu tidak menghilang tercabut dari manusia-manusia di negeri itu serta merampas kesadaran manusia-manusia itu lalu menggantikannya dengan nafsu dunia.

Suatu pagi, seperti pagi-pagi yang lain, hitam dan dingin dengan aroma tanah yang basah oleh embun, tetapi entah mengapa aroma dipagi itu terasa lebih pekat, angin yang biasanya berlalu membawa aroma dan dingin tidak lagi tampak berhembus, diam tidak bergerak. Suara-suara penghuni dunia malam yang biasanya ramai bersahutan menyambut datangnya pagi dan turut menghangatkan suasanapun lenyap bagai ditelan bumi tak bersisa. Seperti biasa, ia melakukan sholat subuh berjamaah dengan beberapa orang pengunjung tetap masjid itu yang jiwa mereka masih terlindungi oleh cahaya ilahi. Belum sempat ia mengucap salam untuk mengakhiri sholatnya, beberapa orang berbadan tegap dengan berpakaian tentara lengkap masuk ke dalam masjid dan langsung menyeretnya tanpa ada kesempatan bertanya, dan ia pun tidak akan bertanya sebab ia tahu tidak akan pernah ada jawabannya karena jiwa tentara-tentara itu telah mati terbunuh oleh mata pedang kesesatan hawa nafsu dunia.

Ia diikat dan diseret ke lapangan di tengah kota, di sana ia diikat dan dipasak di tiang salib dan diperlakukan seperti penjahat yang hina. Mereka mengumpulkan manusia-manusia di kota itu dan memaksa manusia-manusia itu untuk melemparinya dengan batu dan kerikil. Dari kejauhan tampak serombongan pasukan lengkap dengan senjata pedang, panah dan tombak sedang menuju ke arahnya. Seorang pemimpin mereka maju ke tengah-tengah lapangan dan mendekatinya lalu membacakan tuduhan-tuduhan kotor, hinaan dan fitnah-fitnah keji yang ditujukan kepadanya.

“Siapa yang berani menentang dan tidak mematuhi “hukum” di negeri ini, mereka akan bernasib seperti ini….”, teriak orang itu sambil mengarahkan telunjuk kearahnya tanpa menoleh. Lalu beberapa orang dengan bersenjatakan panah mengelilinginya dengan busur dan anak panah yang siap dilepaskan ke tubuhnya. Lalu dengan satu aba-aba, anak-anak panah mereka melesat menghujani menembus tiap inci tubuhnya. Darah pun kembali mengalir berkumpul di sekitar kakinya sehingga membentuk sebuah danau kecil berwarna merah berkilauan di bawah sinar matahari yang beranjak siang.

Sejurus kemudian, beberapa orang melepaskannya dari tiang salib dan meletakkan tubuhnya di atas tanah lapangan yang penuh dengan kerikil-kerikil tajam dan berdebu yang telah berubah warna oleh darahnya. Lalu dengan serentak puluhan orang bergerak menuju ke arahnya dan merekapun mulai menginjak-injak tubuhnya. Angin seakan berhenti tak kuasa untuk bergerak menyaksikan pemandangan mengerikan itu, awan-awan berkumpul menahan tangis mereka, pasir-pasir berdesir merintih, mataharipun meredup berusaha menghentikan penyiksaan itu, namun tak kuasa. Manusia-manusia itu telah dibutakan oleh hausnya nafsu sesat, ditulikan oleh keserakahan dunia, dan mungkin jiwa-jiwa mereka telah digantikan oleh jiwa iblis. Seakan tidak puas dengan semua yang telah mereka lakukan, mereka lalu memenggal kepalanya dan memisahkan dari tubuhnya. Mereka mengarak kepalanya berkeliling kota, melemparkannya ke dalam selokan yang penuh lumpur hitam dan berbau, menendang-nendangnya persis seperti sebuah bola yang sedang diperebutkan oleh para pemainnya.

Matahari telah tinggi dan hampir berada di titik pertemuan antara benda dengan bayangannya sebelum akhirnya tergelincir menuju ufuk barat. Orang-orang yang tadi berkumpul di lapangan berdarah itu telah pulang kembali ke rumah mereka masing-masing. Orang-orang yang mengarak kepalanyapun tidak lagi terlihat, hanya debu-debu yang bercampur pasir berterbangan mengikuti laju angin berhembus. Kini, tinggallah tubuhnya yang terkoyak berserakan dan mulai mengering oleh teriknya panas matahari tergeletak tanpa kepala dengan tombak dan anak-anak panah yang masih menancap, sedangkan di salah satu sudut lapangan itu kepalanya tergolek berselimut lumpur hitam berlapis debu. Ia telah mati, ya, ia mati demi mempertahankan akidahnya, ia mati demi tegaknya sholat, demi tunainya zakat. Ia terbunuh untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan yang diyakininya. Jasadnya terkoyak berserakan, tetapi jiwanya utuh tidak tergores sedikitpun, jiwanya abadi tersenyum dalam genggaman rahmat dan keagungan Tuhannya, dan kini ia tengah melayang menembus lapisan-lapisan langit biru menggapai cakrawala menjemput janji yang telah lama dinantikannya.

Adzan zhuhur memecah keheningan disiang yang terik itu, menyejukkan udara yang dibakar matahari. Suara dendang keagungan itu seakan mencoba menepiskan debu-debu yang membalut jasad dan kepalanya serta merekatkan kembali bagian-bagian tubuhnya yang tercabik dan terkoyak. Dendang keagungan yang biasanya mengalirkan air matanya ketika menyentuh dan mengusap perih luka hatinya, kini berubah menjadi sosok yang sangat cantik, harum dan menyejukkan. Sosok dendang keagungan itu tersenyum menemuinya dan menyambutnya dengan begitu hangat, menghantarkannya meninggalkan dunianya yang kotor dan hina yang penuh dengan jiwa-jiwa sesat nafsu iblis, membawanya terbang di atas hamparan bunga-bunga taman firdaus menyelinap diantara tumpukan awan-awan putih dan mengiringinya menemui Tuhannya.

Wahai jiwa yang tenang; Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas

lagi diridhai-Nya; Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku;

dan masuklah ke dalam syurga-Ku (AlFajr: 27-30)

Jakarta, April 2003

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Temukan Pepaya Unggul, Dosen IPB Raih Rusnas Award


Salah seorang dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Ir
Sriani Sujiprihati, MS, pengajar di Departemen Budi Daya Pertanian,
Fakultas Pertanian (Faperta) mendapatkan penghargaan Riset Unggulan
Strategis nasional (RUSNAS) Awards.
"Penghargaan itu telah diterima pada hari Kebangkitan Teknologi
Nasional ke-9 di Auditorium Graha Bhakti Puspiptek, Serpong,
Tangerang, tahun lalu," kata Kepala Humas IPB, drh Agus Lelana di
Bogor, Rabu.

Penyerahan penghargaanya langsung dilakukan oleh Presiden Republik
Indonesia (saat itu), Megawati Soekarnoputri.

Ia menjelaskan, Sriani Sujiprihati berhasil memuliakan bibit pepaya
dan membuahkan Pepaya unggul yang berbeda dari pepaya yang ada di
Indonesia saat ini. "Yaitu Pepaya IPB 1 dan Pepaya IPB 2, untuk
Pepaya IPB 1 memiliki karakteristik kecil, rata-rata memiliki bobot
0.5 kilogram yang memang disetting untuk konsumen yang memiliki
konsumsi makan yang sedikit," katanya.

Bentuknya yang kecilnya membuat Pepaya IPB 1 ini dapat dengan
langsung dibelah dan dimakan langsung dengan sendok karena teksturnya
yang lembut.

Selain itu, rasanya manis, harum, dan genjah (mudah berbuah).

Sedangkan untuk Pepaya IPB 2 memliki karakteristik fisik buah lebih
besar dari IPB 1, dagingnya berwarna merah jingga, serta kulitnya
hijau.

"Pepaya inilah yang nantinya akan menyaingi Pepaya Bangkok dan
Hawai," katanya.

Perempuan kelahiran Ponorogo, Jatim, 28 Oktober 1955 itu sudah
melakukan pemuliaan Pepaya sejak tahun 2000 di Pusat Kajian Buah
Tropika (PKBT) IPB.

"Ketika petama kalinya program RUSNAS digulirkan, sudah banyak calon
kultivar yang akan dimuliakan, namun ternyata Pepaya IPB 1,2 ini
paling unggul diantaranya semua yang ada," katanya.

"Tetapi tidak menutup kemungkinan nantinya akan muncul kultivar-
kultivar unggul lainnya," tambahnya.

Ia menjelaskan, buah Pepaya IPB 1 dan 2 ini ternyata sudah dapat
dinikmati oleh masyarakat luas, terutama masyarakat sekitar Bogor.

Akan tetapi untuk bibit masih belum diedarkan. Pasaran untuk IPB 1
adalah supermarket, sedangkan untuk Pepaya IPB 2 adalah industri,
karena kandungan papainnya yang tinggi.

Sementara itu Direktur RUSNAS IPB, Prof.Dr.Ir. Syafrida Manuwoto,
M.Sc. memaparkan bahwa alasannya dilakukannya pemuliaan terhadap buah
tropika Indonesia karena derasnya buah-buah impor yang masuk ke dalam
negeri.

"Karena tidak lama lagi akan berlaku perdagangan bebas derasnya
aliran impor tersebut kemungkinan tidak dapat terbendung. Salah satu
cara untuk menanggulangi hal tersebut yaitu dengan meningkatkan daya
saing buah kita dengan pemuliaan itu," katanya.

Sumber: Mediaindo.co.id

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Ketangguhan peneliti wanita Indonesia

Oleh: budi s. daryono daryono (Tokyo Univ. of Agriculture)

Penghargaan berkat Pepaya untuk Dr Sriani

Buah pepaya mengantar langkah Ani, panggilan akrab Sriani Sujiprihati, menerima
penghargaan itu.

Berkat ketekunannya memuliakan (breeding) pepaya, ia memperoleh
berbagai genotipe yang sangat beragam sebagai plasma nutfah pepaya, serta beberapa
genotipe yang unggul. Dua genotipe unggul IPB-1 dan IPB-2, diluncurkan oleh Presiden
dalam Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Agustus lalu. Genotipe unggulan lain akan
menyusul diluncurkan pada tahun-tahun berikutnya, sesuai rencana yang telah ditetapkan
dalam "Roadmap - Papaya Breeding".

"Itu sebetulnya penelitian tim. Saya tidak tahu kenapa penghargaan jatuh ke saya,
sebagai pemulia tanaman," kata Ani, dalam percakapan melalui telepon, Kamis (23/9)
petang. Ia sedang berada di Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) Bogor, saat itu.

Ani bergabung dengan PKBT IPB sejak program Riset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas)
Buah dimulai pada tahun 2000. Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) mengembangkan
Program Rusnas itu, suatu kegiatan penelitian dan pengembangan yang terkait dengan
penguatan mata rantai dukungan teknologi (technology supply chain). Program itu, harus
berorientasi pada kegiatan produksi yang spesifik. Dengan demikian, teknologi yang
akan dikuasai dan dikembangkan serta dipetakan dalam technology roadmap, harus
memiliki hubungan kuat dengan teknologi produk dan proses produksi yang berkaitan
dengan sektor produksi yang dituju.

Ketika mulai diluncurkan pada 2000, baru tiga topik Program Rusnas yang dilaksanakan,
yaitu Teknologi Informatika dan Mikroelektronika (TIMe) yang dikelola Pusat Penelitian
Antar Universitas Mikroelektronika ITB - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM) ITB, Buah Unggulan Tropis oleh Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) Lembaga
Penelitian IPB, dan Ikan Kerapu oleh Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Budidaya
Pertanian (P3TBP) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pada 2002, kegiatan
Rusnas ditambah tiga topik, yaitu Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit yang
dikelola Lembaga Penelitian IPB bekerja sama dengan Masyarakat Perkelapasawitan
Indonesia (Maksi), Diversifikasi Pangan Pokok yang dikelola oleh Pusat Pangan dan Gizi
Lembaga Penelitian IPB, dan Pengembangan Engine Aluminium Paduan yang dikelola oleh
Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Material (P3TM) BPPT.

Berkaitan dengan program itu, PKBT, seperti dijelaskan Ani, meneliti empat buah
tropis. Selain pepaya, juga manggis, pisang, dan nenas. "Tetapi, yang membuahkan hasil
baru pepaya. Keberhasilan itu membuka kemungkinkan bagi kami untuk meneliti buah-buah
yang lain," ia menambahkan.

Langkah Ani bukan hanya berhenti sebatas pemuliaan. Ia juga melibatkan para petani
untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemuliaan (participatory breeding), perbanyakan
benih, dan teknik budidaya pepaya yang benar yang mengikuti standar prosedur
operasional (SPO) untuk memanfaatkan hasil pemuliaannya. Kegiatan itu sudah mulai
dilaksanakan di Kabupaten Bogor, atas kerja sama PKBT dengan Direktorat Tanaman Buah,
Dirjen Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian. Petani mitra di sekitar Bogor
sudah mulai menanam pepaya hasil pemuliaan itu, yang sekaligus juga menjadi kegiatan
pengujian dari genotipe yang akan diluncurkan.

Sebagai dosen, Ani juga memanfaatkan program pemuliaan pepaya itu untuk penelitian
mahasiswanya. Kini, ia sedang membimbing tiga mahasiswa S-3, tiga mahasiswa S-2, dan
lebih dari sepuluh mahasiswa S-1 dalam penelitian di bidang pemuliaan pepaya.

Di samping meneliti, Ani bekerja sama dengan peneliti di dalam maupun di luar IPB,
juga petani serta pengusaha, mengembangkan hasil pemuliaan pepaya itu. Sampai saat
ini, kerja sama penelitian pengembangan produk pepaya telah dilakukan antara lain
dengan Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Balitbio Bogor, UPN Veteran Yogyakarta, UPN
Veteran Surabaya, dan para petani mitra.


Dukungan Keluarga

Sriani yang dilahirkan di Ponorogo, 28 Oktober 1955, menempuh pendidikan dasar hingga
sekolah menengah atas di kota kelahirannya. Kemudian ia melanjutkan kuliah (S1) di
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, lulus di bidang agronomi pada 1981. Agak
berbeda dengan umumnya teman sealmamater, yang cenderung memilih berkarier di fakultas
asal atau lembaga di lingkungan Departemen Pertanian, Ani malah melamar menjadi staf
pengajar di Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian IPB tahun 1982. Ia diterima.

Di Bogor pula ia ketemu jodohnya, Dr Enisar Sangun MSc. "Ia lulusan IPB, tetapi
bekerja di Departemen Pertanian di pengembangan sumber daya manusia," kata Ani.
Pasangan itu dikaruniai empat anak, Diannisa Ikarumi (mahasiswi Fakultas Kedokteran
UGM), Vidya Nursolihati (mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi UGM), Muhammad Arifyandi
(siswa SMA Negeri I Bogor), dan Ayuni Nuramalina (SD).

Di IPB pula ia menyelesaikan program pendidikan S-2, di bidang pemuliaan tanaman di
Fakultas Pascasarjana IPB, dan lulus tahun 1990. Pada 1991 ia meneruskan kuliah (S3)
di Universiti Putra Malaysia, untuk memperdalam bidang yang sama. Penelitiannya yang
dilakukan empat tahun dengan promotor Profesor Madya Dr Ghizan Saleh, menghasilkan
varietas jagung hibrida unggulan Universiti Putra Malaysia.

Menyelesaikan pendidikan di Universiti Putra Malaysia pada 1996, Ani kembali mengajar
di IPB dan menekuni penelitian di bidang pemuliaan tanaman. Pusat Studi Pemuliaan
Tanaman IPB menyediakan fasilitas baginya dalam mengembangkan kultivar-kultivar
unggul, yakni varitas-varitas tanaman dengan sifat-sifat yang sudah mantap.

Di sela-sela kesibukannya sebagai ibu bagi empat putra putrinya, dan istri dari suami
tercinta, Ani tetap mempunyai dedikasi dan komitmen yang tinggi sebagai pemulia
tanaman. Suami dan putra-putrinya sangat mendukung kegiatannya.

Ia berharap, hasil pemuliaannya bermanfaat bagi petani dan masyarakat. Ia memimpikan
nantinya orang tidak lagi harus "demam" buah serbabangkok. Buah pepaya, contohnya, ia
sebut buah populer. "Buah yang merakyat, dikonsumsi dari masyarakat bawah sampai
kalangan berada," ujarnya. Melalui genotipe IPB-1 dan IPB-2 ia membuktikannya
penemuannya tidak kalah dengan para ahli buah Thailand, sebagai contoh. "Genotipe
IPB-1 itu kecil-kecil, nantinya untuk pasar swalayan. Sedangkan genotipe IPB-2, yang
berukuran lebih besar, itu yang kami tujukan untuk bersaing dengan pepaya bangkok,"
Ani menambahkan.

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Hikmah di Balik Super Toy HL-2

Hikmah apa yang berada di balik kontroversi dan polemik Super Toy HL-2? Paling tidak ada dua manfaat yang bisa dipetik. Pertama, masyarakat dididik bagaimana menghasilkan varietas unggul dengan risiko finansial dan sosial yang harus ditanggung inventor.
Kedua, kearifan lokal masyarakat Indonesia dalam merakit varietas baru dengan bahan induk (tetua) yang amat menakjubkan.
Masyarakat bisa mengetahui betapa panjang dan lama sebuah varietas padi unggul dihasilkan, termasuk biaya, tenaga, dan waktu. Sebagai gambaran, satu varietas baru dihasilkan dari screening terstruktur 40-50 galur (calon varietas) sehingga seorang pemulia padi (perakit varietas baru) harus menyiapkan kombinasi persilangan yang banyak untuk diuji di lapangan.

Diperlukan koleksi plasma nutfah (bank gen) yang memadai agar pemulia padi dapat mengintegrasikan sifat-sifat unggul untuk mengatasi berbagai masalah budidaya. Ketahanan terhadap cekaman lingkungan (kekeringan, kebanjiran), daya hasil yang tinggi, umur pendek, tahan hama dan penyakit utama (penggerek batang, wereng batang coklat), rasa pulen, kandungan vitamin tinggi, dan banyak lagi.
Menariknya, Super Toy HL-2 dihasilkan oleh seorang petani lulusan STM, padahal tugas itu biasanya dilakukan oleh pemulia (breeder) dengan pendidikan S-2 bahkan S-3.

Lokal genius varietas unggul

Penggunaan tetua tanaman padi lokal oleh Tauyung Supriyadi dalam pengembangan Super Toy HL-2 dimaksudkan agar kearifan lokal (local wisdom) yang ada pada varietas unggul lokal, seperti Rojolele, Pandan Wangi, dan varietas lain dapat diintegrasikan untuk menghasilkan galur unggul baru (calon varietas). Harapannya, integrasi beberapa kearifan lokal dapat menghasilkan genius lokal (local genius) sehingga spektrum adaptasi agroekosistemnya lebih luas.

Galur hasil silangan varietas Rojolele, Pandan Wangi, dan silangan lain kemudian diuji daya adaptasi dan daya hasilnya di lapangan sampai sifat unggul yang dihasilkan stabil kinerjanya. Berdasarkan pengalaman, diperlukan 4-6 tahun sebuah galur untuk mencapai stabilitas produktivitas dan daya adaptasinya. Untuk padi irigasi harus diuji di 12 lokasi berbeda agroekosistem.

Setelah stabil, lalu dilakukan uji multilokasi minimal di dua musim: musim hujan dan kemarau. Setelah mantap, pemulia bisa mengusulkan calon varietas dengan deskripsi tanamannya kepada Badan Benih Nasional (BBN) untuk dilepas.
Deskripsi, antara lain, memuat sifat unggul calon varietas baru, misalnya produktivitas, ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa, kandungan vitamin, ciri-ciri morfologi.

Selanjutnya BBN meminta Tim Pelepasan Varietas untuk menilai dokumen yang diusulkan pemilik calon varietas. Jika memenuhi syarat, seperti ditetapkan dalam pelepasan varietas, Kepala BBN membuat rekomendasi kepada Menteri Pertanian untuk dapat melepas varietas itu kepada masyarakat. Prosedur ini untuk melindungi petani dari pemalsuan sehingga benih yang ditanam benar-benar sesuai deskripsinya.

Pemuliaan partisipatif

Kemampuan masyarakat dalam menghasilkan varietas unggul baru harus diapresiasi karena merupakan kekayaan intelektual tidak ternilai. Kearifan lokal dan local genius ini merupakan benteng pertahanan kemandirian produksi benih dan pangan yang kini sedang digempur oleh perusahaan multinasional (MNC).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian telah dan terus mendorong kearifan lokal dan genius lokal dalam program pemuliaan partisipatif (participatory breeding) baik untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, sayuran, buah-buahan, peternakan, dan perkebunan.

Selain dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan ternak secara nasional, hal itu juga dapat meningkatkan mutu genetik komoditas pertanian. Melalui program pemuliaan partisipatif dengan melibatkan petani secara in situ, Indonesia secara build in melakukan natural protection atas serbuan benih dan bibit impor MNC, bahkan belakangan kian mencemaskan dominasinya.

Peningkatan ketergantungan atas benih produksi MNC akan memosisikan membawa Indonesia kian terjebak masalah pangan. Mengingat bidang garapan pemuliaan partisipatif amat luas, diperlukan sumber daya manusia, dana, dan waktu besar. Kita memerlukan banyak Tauyung agar sumber daya genetika nasional bisa dieksplorasi maksimal guna mencapai swasembada pangan bahkan ekspor pangan.

Satu hal yang belum dapat dilakukan pemerintah hingga kini adalah pemberian penghargaan terhadap pemulia. Ketimpangan ini pernah dikemukakan seorang profesor yang kebetulan pemulia dengan membandingkan penghargaan yang diterima atlet olahraga dengan gemerlap hadiah seusai tampil sebagai juara.

Sementara itu, seorang pemulia berjuang 7-8 tahun dan belum tentu menghasilkan varietas unggul baru. Kalaupun berhasil, begitu varietas unggul dilepas, peneliti tidak mendapat penghargaan selayaknya. Inilah gambaran nasib pemulia yang kurang beruntung di negeri agraris yang banyak menggunakan jasanya.

Oleh: Gatot Irianto Kepala Badan Litbang Pertanian


[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Di Balik Kasus Padi Super Toy

Belakangan ini kita disuguhi berita tentang pro dan kontra padi Super Toy. Di satu pihak, petani dirugikan karena tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Tetapi, kita perlu memberi penghargaan kepada petani/masyarakat yang kreatif mengutak-atik padi agar menjadi tanaman yang lebih baik.
Di balik itu semua, sebelum disebar ke masyarakat, ada tata cara dan aturan yang harus diikuti sebelum melepas varietas dan menyertifikasi benih.
Proses pembuatan
Varietas unggul adalah varietas tanaman yang resmi dilepas pemerintah (Menteri Pertanian). Varietas itu memiliki keunggulan dalam hasil atau sifat lainnya. Untuk dapat menghasilkan varietas unggul, dilakukan serangkaian penelitian dan pengujian.
Varietas unggul dapat dihasilkan melalui penyilangan antartetua terpilih sesuai target/sifat yang diinginkan. Cara ini umum dilakukan di balai-balai penelitian. Cara penyilangannya pun dilakukan melalui kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyilangan disebut galur dan jumlahnya bisa ribuan. Galur-galur itu lalu diobservasi, diseleksi, diuji daya hasil pendahuluan, diuji daya hasil lanjutan/uji multilokasi. Akhirnya, beberapa galur harapan akan terpilih dan diusulkan menjadi calon varietas unggul.
Selain persilangan, pemuliaan tanaman dapat dilakukan dengan radiasi (seperti dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional/Batan), atau menggunakan bioteknologi modern (marka molekuler, transfer gen, dan lainnya). Hasil kegiatan ini juga masih berupa galur, kemudian mengikuti proses seperti diuraikan di awal. Dari situ akan terpilih beberapa galur harapan yang siap diusulkan menjadi varietas unggul.
Mengapa varietas unggul harus dilepas pemerintah?
Pelepasan varietas merupakan pengakuan pemerintah sekaligus jaminan bagi masyarakat pada suatu varietas baru hasil pemuliaan atau introduksi. Aturan pelepasan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan, dan Penarikan Varietas.
Dalam aturan itu dinyatakan, varietas akan dilepas bila memiliki keunggulan tertentu serta tidak merugikan masyarakat dan lingkungan. Permentan ini merupakan implementasi UU No 12/1992 tentang Budidaya Tanaman dan Peraturan Pemerintah No 44/1994 tentang Perbenihan Tanaman.
Calon varietas berupa galur/hibrida/mutan/transgenik/ varietas lokal yang diusulkan untuk dapat dilepas harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu stabil dalam karakter, seragam (homogen), serta memiliki keunggulan yang nyata dibanding dengan varietas unggul yang telah dilepas sebelumnya.
Calon varietas unggul harus diuji melalui serangkaian pengujian di laboratorium maupun lapangan. Pengujian lapangan dilakukan dalam satu atau dua musim, di beberapa lokasi pengembangan. Jumlah lokasi pengujian disesuaikan jenis tanamannya. Untuk padi, paling tidak 16 lokasi dalam dua musim tanam.
Untuk calon varietas transgenik, selain memenuhi ketentuan sesuai prosedur baku, juga harus memenuhi ketentuan keamanan pangan dan keamanan hayati. Agar dapat dilepas sebagai varietas unggul, varietas lokal harus memenuhi ketentuan, selain menjadi varietas yang sudah berkembang di masyarakat dan mempunyai keunggulan, juga telah dibudidayakan lebih dari lima tahun waktu panen.
Setelah melalui proses seleksi dan pengujian, calon varietas terpilih diajukan ke Badan Benih Nasional (BBN). Penilaian layak tidaknya calon varietas itu dilepas sebagai varietas unggul dilakukan Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V), tim ini di bawah BBN.
Apabila disetujui, Ketua BBN mengusulkan pelepasan varietas kepada Menteri Pertanian untuk dapat diterbitkan SK Pelepasan Varietas. Apabila telah dilepas, varietas siap dikomersiilkan dan dikembangkan kepada masyarakat.
Sertifikasi benih
Peredaran atau distribusi benih adalah rangkaian penyebaran benih di suatu wilayah di mana benih yang dapat diedarkan atau disalurkan kepada masyarakat adalah benih bina yang varietasnya telah dilepas oleh pemerintah dan wajib diberi label/besertifikat. Benih (contoh padi nonhibrida) dibagi beberapa kelas benih yakni benih penjenis (BS) dengan label kuning, benih dasar (BD) dengan label putih, benih pokok (BP) dengan label ungu dan benih sebar (BR) dengan label biru. Benih penjenis diproduksi oleh pemulia/lembaga yang memiliki varietas unggul, sementara BD, BP, dan BR diproduksi Balai Benih, BUMN, swasta, maupun penangkar benih. Kelas-kelas benih itu tidak berlaku untuk varietas hibrida.
Sertifikasi benih dilakukan untuk menjamin mutu benih yang beredar, sertifikat benih ini dikeluarkan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) yang ada di tiap provinsi dan/atau oleh produsen benih sendiri jika sudah menerapkan sistem manajemen mutu (SMM). Jadi, BPSB tidak akan memberikan sertifikat/label benih varietas-varietas yang belum dilepas.
Oleh: Suyamto Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan; Ketua Tim Penilai dan Pelepas Varietas, Deptan


[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Kontroversi Super Toy

Hari-hari ini, pertanian di Indonesia diguncang padi Super Toy HL-2 yang serba super. Dengan kapasitas produksi nasional rata-rata 4,54 ton gabah kering giling per hektar, padi Super Toy diklaim bisa mencapai 15,5 ton. Kalau padi lain hanya sekali panen, Super Toy bisa tiga kali.
Siapa yang tidak tergiur?

Apalagi tahun 2007 Program Peningkatan Beras Nasional menargetkan produksi padi 2 juta ton beras atau 3,5 juta ton gabah kering giling, naik 6,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini yang harus dicapai dengan memperluas areal dan meningkatkan produksi per satuan luas.

Namun, perluasan areal perlu waktu karena lahan-lahan baru biasanya masih belum optimal, misalnya lahan gambut di Kalimantan atau pasang surut di Sumatera. Maka, peningkatan produktivitas lewat padi unggul menjadi andalan.

Perkembangan padi

Sejarah pengembangan padi dimulai dengan memilih tanaman padi yang baik seiring berkembangnya masyarakat agraris, berlanjut dengan penyilangan antartanaman padi dan bioteknologi ketika ilmu pengetahuan bertambah.

Susanto dan kawan-kawan dalam tulisan ”Perkembangan Pemuliaan Padi Sawah di Indonesia” (Jurnal Litbang Pertanian, 2003) menyebutkan, awalnya adalah tahun 1920-an ketika padi-padi yang menunjukkan sifat baik mulai dikumpulkan. Muncullah varietas Bengawan, 1943, hasil perbaikan varietas lokal.

Tahun 1967 dikembangkan padi PB yang genjah dan responsif terhadap pemupukan sehingga hasilnya tinggi. Ada PB5, PB8, yang silangannya dengan padi lokal menghasilkan Cisadane yang terkenal itu.

Kemudian datanglah era padi IR tahun 1977. Perbaikan dari padi PB ini lebih tahan hama penyakit dan rasanya enak, dengan IR 64 sebagai varietas yang paling terkenal. Dilepas tahun 1986, padi ini amat digemari petani dan konsumen sehingga paling luas ditanam di Indonesia.

Namun, karena varietas-varietas yang dilepas saling berkerabat, keragamannya kurang dan potensi hasilnya tidak naik signifikan. Dikembangkanlah padi hibrida yang memanfaatkan fenomena heterosis (munculnya sifat unggul pada genetik yang beragam) dan padi tipe baru dengan keunggulan morfologi.

Tipe baru

Super Toy dengan varietas Rojolele dan Pandanwangi sebagai tetuanya termasuk padi tipe baru. Klaimnya yang serba super membuat banyak pihak, yang maunya serba instan, lupa bahwa banyak persyaratan dasar yang harus dipenuhi sebelum menjadi varietas unggulan.

Tuyung Supriyadi, yang memuliakan Super Toy HL-2, mengungkapkan, benih yang ditanam petani adalah hasil persilangan turunan kelima (Kompas, 21/4). Padahal, dalam pemuliaan tanaman baru stabil setelah turunan keenam. ”Baru kemudian diuji coba di lapangan,” kata Prof Dr Sriani Sujiprihati, Kepala Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman IPB.

Hal lain yang kurang dipahami adalah padi yang bisa dipanen tiga kali tidak otomatis menguntungkan petani karena hasilnya terus menurun. ”Menanam cara ratun (bisa dipanen lebih dari sekali) memang harus sesuai kebutuhan usaha tani,” kata Dr Hajrial Aswidinnoor, pemulia tanaman dari IPB.

Ratun menjadi berarti bagi petani yang sangat miskin dan tak punya biaya memproduksi padi dari awal. Pada beberapa agrosistem yang tanggung untuk dua atau tiga kali masa tanam, ratun menjadi solusi.

Demikian pula di lahan pasang surut atau sawah rawa yang sering kekurangan tenaga kerja untuk dua kali masa tanam, ratun bisa menambah hasil panen.

”Akan tetapi, pada agrosistem yang modal tidak menjadi masalah dan tidak ada waktu tanggung di antara musim tanam lebih baik tanam ulang. Secara nasional ratun merugikan potensi produksi karena hasilnya lebih rendah daripada yang pertama,” kata Hajrial.

Langgar prosedur

Selain informasi yang serba minim ke petani, pelanggaran prosedur lain adalah benih yang belum lolos pelepasan varietas sudah diberikan kepada petani dan ditanam dalam skala luas.

Padahal, sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, suatu varietas sampai ke petani setelah lewat jalan panjang, mulai dari melapor ke Badan Benih Nasional, uji adaptasi, penilaian, sampai ke pelepasan varietas. Itu pun masih harus disertai riwayat tanaman dan deskripsi unggulan yang jelas.

Hajrial, yang sudah merakit padi tipe baru sejak tahun 1999, sebagai contoh, sampai hari ini masih mengujinya di 10 tempat—Bogor, Indramayu, Kuningan, Kendal, Madiun, Denpasar, Mataram, Maros, Tanah Datar, dan Kapuas—dengan petakan 4 x 5 meter, rancangan statistik lengkap, dan ada tiga ulangan. Ia harus bolak-balik ke lapangan untuk mengamati dan mencatat setiap perkembangannya.

Itu pun, hasil yang diperoleh ”hanya” mencapai 7-8 ton gabah kering giling per hektar, separuh dari Super Toy HL-2.

Menurut Sriani, memuliakan tanaman memang tak mudah, lama, dan mahal. Untuk sampai ke turunan keenam saja perlu waktu tiga tahun. Belum lagi uji adaptasi yang bisa berlangsung dua tahun. ”Perlu sedikitnya lima tahun untuk menghasilkan satu varietas baru,” tuturnya.

Memang tak ada yang instan. Kalau saja ada kerja keras dan akal sehat, tak akan ada petani yang dirugikan. Tak perlu kontroversi ini.

sumber: kompas-cetak

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Tim Rusnas IPB Temukan Empat Varietes Buah Unggul


Bogor (ANTARA News) - Setelah melaksanakan sejumlah penelitian, Tim Riset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas) Buah dari Institut Pertanian Bogor (IPB), telah melahirkan sekurangnya empat buah unggul, dan kini masih terus melakukan pengembangan varietas lainnya.
Menurut staf peneliti Rusnas Buah IPB, Dr Ir M Sobir di Bogor, Senin, varietas unggul buah dimaksud adalah Manggis (Puspahiang), Nenas (Delika Subang dan Mahkota Bogor), Pepaya (Aruma, Prima dan Wulung Bogor) dan buah Pisang (Bile, Fhia dan Rajabulu).

"Para peneliti Rusnas Buah IPB, saat ini juga sedang melakukan penelitian pengembangan varietas untuk olahan seperti seleksi varietas Nenas dengan `bromelain` tinggi, pisang untuk produksi tepung dan pepaya untuk produksi `papain`," katanya.

Sedangkan untuk keperluan pengembangan pemuliaan tanaman buah, kata Sobir, IPB juga telah memiliki tiga koleksi kebun plasma nutfah yakni pisang, nenas dan pepaya.

Sementara itu, Dr Ir Ratih Dewanti, staf peneliti dari Tim Rusnas Diversifikasi Pangan Pokok menjelaskan, selama ini timnya telah meneliti produk-produk beras, jagung, tiwul instan, "sweet potato flake", dan aneka tepung umbi-umbian.

Di samping itu, mie jagung istan, bassang instan, "cassava flake", "cassava fries", dan aneka produk turunan ubi. Produk lain, beberapa olahan sagu dan "scale up" mie jagung instan.

Hanya saja, kata dia, pihaknya mengalami kendala dalam pemasaran dan sosialisasi ke masyarakat luas. Salah satu faktor penyebabnya, industri yang telah mengadopsi teknologi tersebut, entah kenapa tidak meneruskan produksi dan pemasarannya.

Sedangkan Dr Ir Nuri Andarwulan, peneliti dari Tim Rusnas Industri Kelapa Sawit mengemukakan, kegiatan penelitian yang telah dilakukan mencakup kelompok riset tribologi, surfaktan dan elmulsifier, farmasetikal dan nutrasetikal serta oleofood.

Untuk rencana penelitian industri hulu kelapa sawit ke depan, kata dia, antara lain ketahanan tanaman sawit terhadap Ganoderma, penyediaan benih unggul, tanaman sawit benih unggul, tanaman sawit toleran terhadap cekaman kekeringan, dan pemetaan genom sawit.

Sedangkan Tim Rusnas sapi perah, Dr Ir Asep Sudarman mengatakan, karena Rusnas itu baru berjalan dua tahun, timnya belum bisa memberikan hasilnya secara sempurna.

"Kami sedang melakukan penelitian tahap awal, jadi belum tampak `progress`-nya secara signifikan," katanya.

Rektor IPB, Prof Dr Ir Ahmad Ansori Mattjik saat mengevaluasi atas Rusnas di IPB itu berharap masyarakat bisa merasakan manfaat Riset Rusnas yang dikembangkan atas program dari Kementrian Riset dan Teknologi (Ristek) itu.

"Kita bersyukur IPB memperoleh Rusnas terbanyak dari Kementerian Ristek, dan tantangan yang dihadapi, salah satunya adalah bagaimana menyosialisasikan hasil Rusnas IPB tersebut agar bisa dinikmati masyarakat luas," katanya.(*)

http://www.antara.co.id/arc/2007/5/14/tim-rusnas-ipb-temukan-empat-varietes-buah-unggul/


[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Antara Benih Politik dan Politik Benih

Oleh: Sjamsoe’oed Sadjad

Benih dijadikan sarana kampanye politik memang bukan fenomena sekarang ini saja. Dan kita berharap ada dua matahari yang bersinar sambung-menyambung sepanjang hari.
Begitu juga dengan kehebatan mutu benih padi. Mungkin karena padi termasuk bangsa rumput-rumputan, lalu model ratoon bisa dijalankan untuk padi yang dipangkas-pangkas sewaktu panen, kemudian dibiarkan tumbuh, dan bisa berbuah lagi dengan produktivitas tetap tinggi.

Antara benih dan kaus

Dengan hanya menghitung jumlah potensi bunga setiap malai, secara hitungan perkalian biasa, orang berharap pertanaman bisa menghasilkan produk per hektarnya berlipat-lipat. Jika dikaitkan dengan kampanye politik, rasanya benih yang dibagikan kepada petani tidak beda dengan kaus oblong yang disablon gambar lambang partai dan nomor untuk dicoblos yang dibagi-bagikan.

Orang tentu suka pakai kaus itu karena gratis. Mau mencoblos gambar apa, itu perkara lain. Namun, jika itu berupa benih lalu disuruh tanam, tentu halnya lain dengan kaus oblong yang tanpa disuruh pun orang akan memakainya. Soalnya, menanam benih tentu perlu lahan, perlu modal, perlu sarana, perlu tenaga, dan tentu ada risiko.

Memakai kaus oblong tinggal ”blong”. Badan pun tak dingin lagi atau kita tak takut masuk angin. Dari sudut kampanye politik, keduanya bagian ”awal” politik ringan yang bukan mendidikkan ideologi berpolitik yang berat dan bersifat substantif.

Falsafah benih adalah suatu awal yang indah, penuh harapan, dan merupakan suatu kehidupan. Dibuatnya pun makan energi, waktu, dana, kepakaran, kesabaran, dan ketekunan. Bagi petani, benih adalah hal penting. Menggunakan benih yang baik dan benar berarti ada kehidupan ke depan karena kita menaruh harapan. Di sinilah mungkin kekurangserasiannya jika benih yang katanya baik dan benar hanya ditempatkan sebagai benih politik yang dihadiahkan. Indahnya hanya setaraf gambar sablon di punggung dan dada kaus oblong gratisan.

Kompeten

Berbeda dengan politik benih. Sebagai sarana produksi pertanian modern, benih harus diproduksi secara benar. Politik benih selalu berawal dengan penunjukan identitas genetiknya yang jelas. Lahirnya dari program pemuliaan tanaman yang sahih yang rekayasanya dilakukan oleh para pemulia tanaman yang bevoegd, yang kompeten.

Jika sudah jelas dan stabil sifat genetiknya serta performansi fenotipik dan produktivitasnya bisa terbedakan secara signifikan dibandingkan dengan yang sudah ada, benih bermutu demikian menjadi produk teknologi yang produksinya berproses industrial, komersialisasinya perlu jaminan mutu yang legal berdasarkan perundangan yang berlaku.

Begitulah politik benih yang dianut semua manusia. Benih terdiri lima unsur, yang interkonektivitasnya saya gambarkan sebagai piramida segi tiga. Sebagai titik sudut segi tiga dasarnya adalah produsen benih, konsumen benih dan pedagang benih, masing-masing dengan kepentingan berbeda, tetapi dengan dambaan sama, yaitu benihnya bermutu baik dan benar.

Di puncak piramida berdiri unsur analis/pengawas benih yang memegang hak menentukan baik tidaknya atau benar tidaknya mutu benih berdasarkan perundangan yang berlaku. Di titik berat piramida adalah unsur ilmuwan/teknolog benih yang melahirkan dan membiakkan benih varietas baru serta mempertahankan kebaikan dan kebenaran mutu benih, menciptakan berbagai prosedur, metodologi, parameter, media untuk analisis/pengawasan mutu benih.

Kelima unsur itu berpegang pada politik benih, dengan interkonektivitasnya yang serasi dan searah, maka stabilitas piramida bisa terjamin. Betapa pun, orientasi benih komersial harus bermutu baik, artinya bersih dan sehat, dan bermutu benar yang berarti tidak salah. Artinya, benih tidak berartikan penipuan. Benih harus terjamin kemurnian genetiknya (benar), kemurnian fisiknya (bersih), dan kemurnian fisiologinya (sehat).

Semua itu hanya dari/dan di tangan manusia benih yang pikiran dan hatinya baik dan benar dapat melahirkan dan menyajikan benih yang bermutu baik dan benar.

Kejujuran

Politik benih membutuhkan kejujuran, kepercayaan, disiplin kerja, ketepatan waktu, langkah, efisiensi, dan efektivitas karena progresivitas yang dianut selalu diberi rambu-rambu konservativisme yang harus dijaga. Progresivitas dalam melahirkan varietas baru dan teknologi produksi yang maju dan efisien tetap diingatkan akan rambu-rambu kehati-hatian untuk mempertahankan kemurnian.

Sebaliknya benih politik yang mengejar popularitas tinggi, berorientasi kekuasaan, berobral janji, semua seperti tidak ada rambu yang bersifat konservativisme, yang mungkin bisa dipandang sebagai terlampau idealistis, terlampau etis, atau terlampau tidak progresif.

Alangkah baik jika kepentingan kampanye politik yang demikian itu tak memanfaatkan benih karena politiknya benih sudah jelas pola pikir serta pola langkah-lakunya. Jika dipaksakan, mungkin tak akan menguntungkan, baik untuk kepentingan politik maupun perbenihan.

Sebagai salah satu unsur piramida segi tiga interkonektivitas manusia benih, saya selalu berkepentingan untuk menjaga stabilitas berdirinya piramida itu, menjadi sedikit miris dengan adanya subsidi benih triliunan, lalu begitu hebat langkah dan perilaku unsur perdagangan benih di negeri ini.

Dari kaca mata progresivitas, langkah itu positif. Berlomba mengajak petani ber-era serba hibrida memang progresif. Perlu diingat, dalam falsafah benih, sebagai makhluk yang mengemban misi sakral mengembangkan dan mengupayakan keberlanjutannya kehidupan spesies, selalu mengandung konservativisme.

Begitu pula jika kita berhadapan dengan petani sebagai konsumen benih. Betapa pun progresifnya pikiran petani, masih akan disertai kearifan lokal dengan nalurinya yang mengandung konservativisme. Karena itu, jika masih mau disebut sebagai manusia benih, yang falsafahnya mementingkan interkonektivitas antarsesama unsur, berhati-hatilah dalam menangani benih bermutu baik dan benar.

Politik benih ternyata tidak mumpuni jika hanya mengejar progresivitas. Karena itu, benih untuk tujuan fungsi kampanye politik mungkin kurang bisa diharapkan. Mana ada dalam politik, progresivitas yang selalu menganjurkan perubahan bisa berdampingan dengan konservativisme. Jelasnya, lihat antara Barack Obama dan McCain, mungkin mereka tidak menggunakan benih untuk kampanye.

Kita berada pada era kampanye Pemilu 2009. Tulisan ini bukan untuk memberi komentar atas fenomena yang menyangkut benih. Saya tidak mengkritik yang menjurus kepada suatu kelompok politik atau kelompok kepentingan. Saya hanya menulis dari sudut pandang dan kepentingan manusia benih semata.

Kiranya perlu diketahui, benih juga memiliki politik benih, baik benih untuk kepentingan misi spesiesnya sendiri, maupun benih untuk kepentingan mengembangkan budaya spesies manusia.

Sjamsoe’oed Sadjad Guru Besar Emeritus IPB; Pakar Perbenihan

Sumber : Kompas

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

LUKISAN CINTA

“Wah, bagus sekali…”, beberapa orang memandanginya sambil berbisik satu sama lain memujinya. Entah sudah berapa orang yang mengatakan itu, mungkin seratus, seribu atau lebih, ia tidak pernah berniat untuk menghitungnya.
Dari sejak pertama ia berada di sana, banyak sekali yang datang hanya sekedar untuk memandanginya, memujinya, lalu pergi begitu saja. Sebenarnya ia tidak mau berada di sana, ia sangat tertekan meskipun banyak teman-temannya yang juga berada di sana dengan berjuta pujian yang setiap saat terlontar dari para pengagumnya.
“Aku tidak ingin di sini….”, teriakannya memenuhi seluruh ruangan, “Tempatku bukan di sini…, tempatku di hati kalian….”, teriaknya lagi sambil memelototi orang-orang yang juga menatapnya tajam. “Bawa Aku ke rumah kalian, bawa Aku ke tempat kalian bekerja, letakkan Aku dalam genggaman tangan kalian, ikutkan Aku disetiap langkah kalian, simpan Aku dalam pikiran kalian, simpan Aku di dalam hati kalian…..”, ia terus saja berteriak hingga suaranya hampir tidak lagi terdengar. Nafasnya satu-satu memaksanya menghirup udara ruangan itu yang semakin menipis oleh sesaknya orang-orang yang terus berdatangan.
Ia terdiam, matanya sayu dengan sekali-sekali terpejam, menunduk menahan desakan air matanya yang hampir tertumpah. Ia tidak lagi berteriak, suaranya habis, dan kini ia hanya bisa berbisik-bisik pelan, sangat pelan, mungkin seperti kepakan sayap kupu-kupu, ah…, bukan…., bukan seperti itu, mungkin lebih tepat seperti desir angin lalu. Ia berteriak setiap hari dari mula pertama ia berada di sana, dan hari itu adalah hari ketujuh ia berada di sana, tetapi tidak ada seorangpun yang mendengar teriakannya. Tentu saja…, ia hanyalah sebuah lukisan yang tergantung di dinding ruang pameran. Yang mendengar teriakannya hanyalah teman-temannya yang juga lukisan dan beberapa buah pahatan patung pualam yang diletakkan di tengah-tengah ruangan itu, mungkin hanya sebagai pemanis atau mungkin juga memang bagian dari pameran. Teman-temannya hanya diam, mereka tidak mungkin membantunya karena bila ikut berteriakpun tidak akan ada yang mendengar teriakan mereka dan hanya akan berlalu begitu saja dibawa oleh angin yang terus berganti.
Hari itu adalah hari terakhir pameran yang seperti biasa selalu padat dipenuhi pengunjung yang ingin menikmati goresan-goresan cat pelukis terkenal, mungkin sudah menjadi watak manusia yang selalu saja tersadar di saat-saat terakhir. Ia masih menunduk sedih dengan mata yang memerah karena habis menangis. Ah, kasihan dia, suaranya tidak akan pulih secepat itu, perlu beberapa hari untuk mengembalikan suaranya hingga ia dapat berteriak lagi. Tetapi…dasar keras kepala, atau mungkin ia sudah gila! Ia mulai mencoba berteriak lagi untuk yang terakhir kali sebelum seluruh suaranya lenyap, hilang sama sekali. Suaranya berat, tidak jelas, dan terputus-putus. Ia terus mencoba berteriak, berteriak dan berteriak lagi, karena mulai besok ia hanya akan berada sendirian di dalam ruangan yang luas, mewah dan wangi milik pembelinya, tetapi sangat sepi. Ya, setidaknya itulah kabar yang ia dengar dari teman-temannya yang lebih dulu pernah dimiliki oleh orang-orang kaya yang hanya karena gengsi, hanya karena mereka memiliki banyak uang, bukan karena mereka menyukainya apalagi mengerti akan arti dan pesan yang terkandung di dalamnya.
Seorang pria muda, umurnya mungkin baru sekitar dua puluh tujuh atau dua puluh delapan tahun, dengan santai memasuki ruang pameran itu. Sesaat orang itu berhenti dan mengamati seluruh ruangan dengan matanya yang agak sipit dibantu oleh kaca matanya yang tidak terlalu tebal. Beberapa saat orang itu berdiam diri sambil terus matanya menatap lukisan-lukisan di ruangan itu satu persatu, persis seperti orang yang sedang berpikir tentang sesuatu atau mungkin sedang mencari sesuatu, entahlah yang jelas terlihat hanyalah dahinya yang mulai berkerut-kerut. Lalu dengan langkah yang sangat ringan, hampir seperti melayang, orang itu perlahan mendekati dirinya, mengamatinya, sebentar kemudian orang itu tersenyum.
“Apa yang kau tertawakan…?” ia yang sejak tadi hanya diam menunduk kembali bersuara karena polah orang itu meski dengan suara yang sangat parau, “Apa Aku terlihat lucu…?, Ah, paling-paling kau hanya akan mengatakan “wah, bagus sekali…” lalu kau akan pergi begitu saja, atau bila kau punya uang, kau hanya akan membeliku lalu meletakkanku begitu saja di rumahmu yang luas dan mewah…., iya kan…?! Hah! tetapi sepertinya kau tidak akan bisa membawaku pulang ke rumahmu, lihat Aku sudah ada yang membeli…..”, ia terus saja mengoceh sambil menunjukkan secarik kertas bertuliskan “sold”, dan orang itu tetap berdiri di depannya masih sambil tersenyum.
“Aku mengerti…”, tiba-tiba orang itu berbicara dengan rona muka yang sejak tadi diliputi senyum perlahan berubah muram persis seperti wajahnya, “Aku sangat mengerti apa yang kau rasakan…”. Mendengar ucapan orang itu, ia dan teman-temannya diam terpaku, ruangan itu menjadi senyap, suara pengunjung pameran yang tadi berbisik-bisik pun tidak lagi terdengar, semua mata tertuju ke arah orang itu.
“Kau mengerti apa..?, tahu apa kau tentang perasaanku…?”, ia balas bertanya dengan nada tinggi.
“Aku mengerti perasaanmu….., kau ingin orang-orang yang memandangmu mengerti akan arti goresan-goresan cat yang membentuk tubuhmu kan…?!, kau ingin mereka memahami pesan yang kau bawa, bukan hanya meletakkanmu di dalam ruangan-ruangan mereka yang luas dan mewah tetapi jiwa dan sikap kepribadian mereka sangat jauh bertentangan dengan apa yang mereka sebut sebagai keindahan, yaitu kau…, meskipun mereka juga tidak mengerti dimana indahnya dirimu…., Aku tahu mereka memujimu dan membelimu hanya karena mereka banyak memiliki uang, dan akan sangat bangga bila mereka juga disebut sebagai pencinta seni…., apalagi kau adalah masterpiece dari seorang pelukis terkenal….”, orang itu berkata lancar tanpa jeda membuat semua yang ada di ruangan itu terpaku, tidak terkecuali lukisan-lukisan yang masih tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan, orang itu bisa mendengar perkataan mereka…!, dan para pengunjung pameran pun tersentak, mereka hanya bisa terdiam melihat ada manusia yang bisa berbicara dengan lukisan.
“Kau….benar-benar bisa…mendengar apa…yang…Aku ucapkan…?”, ia kembali bertanya kali ini dengan nada yang lebih rendah dan rasa tidak percaya. Orang itu perlahan bergerak lebih mendekatinya dan kini jarak antara dirinya dengan orang itu hanya berjarak sekitar satu jengkal, kemudian orang itu kembali tersenyum.
“Aku mendengar semua yang kau ucapkan…., Aku pun mendengar semua teriakan-teriakanmu dari hari pertama pameran ini dibuka….”
“Bagaimana kau dapat mendengarku…?, padahal manusia-manusia yang lainnya tidak…”
“Kau tahu manusia tidak dapat mendengarmu….?”, orang itu balik bertanya, “Lalu mengapa kau terus menerus berteriak sampai suaramu hampir hilang, sedangkan kau tahu manusia tidak dapat mendengarmu…?”
“Entahlah, Aku hanya merasa sangat sedih melihat semua yang terjadi di dunia ini. Perampokan, pembunuhan, dan pemerkosaan hampir setiap hari terjadi, dan Aku hanya bisa berdiam diri, padahal Aku adalah cinta, Aku adalah harapan, Aku adalah kesadaran mulia bagi jiwa-jiwa manusia, Aku adalah pengingat kesucian hakikat manusia diciptakan. Aku lelah….., Aku capek…., tetapi apalah dayaku, Aku hanyalah sebuah lukisan yang tergantung di dinding ruang pameran….., yang dapat kulakukan hanyalah berteriak meskipun Aku tahu bahwa manusia tidak akan dapat mendengarku….”
Sejenak ia terdiam menahan kesedihan yang mendalam yang membuat kata-katanya tertahan di tenggorokannya, dan air matanya kembali tertumpah mengalir membasahi goresan cat yang membentuk tubuhnya hingga hampir melunturkannya.
“Lebih baik Aku menangis sampai air mataku memenuhi kanvas ini dan menghapus seluruh cat yang membentuk tubuhku, hingga akhirnya kanvas ini akan kembali putih dan aku tidak akan pernah lagi melihat semua itu….”
“Tidak….! kau harus tetap ada….!!”
“Untuk apa…?”
“Kau kira karena apa aku bisa mendengar ucapanmu…?!”
“Maksudmu…?”
“Semangatmu yang begitu besar memancarkan energi yang mampu menerangi dunia, keyakinanmu yang begitu teguh sebagai gambaran cinta, dan keinginanmu untuk menyadarkan manusia dengan teriakanmu memberikan kekuatan kepada halusnya hati untuk bersuara. Mungkin Tuhan telah memilih Aku sebagai orang pertama yang digerakkan hatinya untuk bersuara dan membuka tabir penghalang hingga Aku dapat mendengarmu. Aku yakin bila kau tetap ada, tetap pada keyakinanmu, pada pendirianmu, semangatmu akan lebih memancarkan sinar kedamaian, memancarkan cahaya cinta yang sangat didambakan manusia untuk menyirami jiwa gersang mereka, dan bukan tidak mungkin akan ada Aku-Aku lainnya yang terbuka hati dan pikirannya, yang dapat mengambil arti bentuk tubuhmu dan menyebarkannya di atas dunia ini, hingga suatu saat nanti, impianmu dan impian kita semua tentang cinta, kasih sayang, kedamaian, dan ketentraman akan dapat terwujud. Kita tidak boleh berputus asa, terutama kau….!!, karena kau adalah perantara pertama semangat itu. Tuhan telah menitipkan kepadamu cahaya-Nya dan kau harus menjaga itu semua….”
Matanya berkaca-kaca, beberapa bulir air matanya menetes jatuh membelai perih jiwanya. Tetapi kali ini bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata haru mendengar penuturan orang itu. Air matanya lebih jernih dari sebelumnya, terang bercahaya menyinari kanvas tempatnya berada dan memperjelas bentuk tubuhnya. Bibirnya yang terkatup rapat perlahan mulai bergerak membentuk sebuah senyuman di sudutnya, semakin lama semakin jelas terlihat pergerakan bibirnya yang dipenuhi barisan senyum mengangkat tulang pipinya ke atas hingga mendorong kelopak matanya menyipit hampir menyatu. Ia mengangguk tegas ke arah orang itu, sambil mempertahankan bentuk bibirnya yang meliuk ke atas seperti perahu, orang yang telah membuka hatinya, orang yang telah mengembalikan semangatnya untuk terus berjuang, dan orang yang telah menyalakan kembali cahaya Ilahi yang penuh dengan cinta dan kasih sayang untuk menerangi jalan manusia menuju kedamaian abadi.
Bentuk tubuhnya semakin nyata, lekuk goresan di tubuhnya jelas menebal, dan ia merasa menjadi seperti sebuah pahatan di atas pualam. Ia melayang keluar dari kanvas dan mulai merentangkan sayapnya yang agak kusut terlipat. Kepakan sayapnya menggetarkan udara di sekitarnya membentuk riak gelombang bergulung-gulung menghembuskan aroma yang sangat menyejukkan jiwa dan mampu membangkitkan kembali ruh-ruh cinta yang telah mati, memenuhi ruang pameran menerpa semua yang ada di dalamnya, lalu bergerak ke luar mengikuti arus angin berhembus.
Sejak itu, ia terus bergerak mengitari bumi dan alam semesta, mengepakkan sayapnya menjaga agar cahaya cinta tidak meredup dan agar seluruh jiwa dapat selalu diliputi senyum kedamaian. Hingga suatu hari, Tuhan berkata kepadanya, “Tugasmu telah selesai, beristirahatlah….”

Jakarta, April 2003


[+/-] Selengkapnya...

Read More..