WILUJENG SUMPING DI SITUS SATORI Poenya

10.30.2008

PARTISIPASI PETANI DALAM PEMULIAAN TANAMAN

Oleh : Sriani Sujiprihati

Pendahuluan

Pemuliaan partisipasif adalah program pemuliaan tanaman yang mengikutsertakan para pengguna hasil pemuliaan, termasuk petani, pedagang, pengolah hasil dan konsumen (Sperling et al., 2001). Partisipasi aktif petani dalam semua tahapan kegiatan pemuliaan tanaman, meliputi penentuan tujuan, pemilihan tetua, pemilihan galur, kriteria seleksi, pengujian galur, dan pelepasan kutivar. Pemuliaan partisipasif terutama sangat diperlukan untuk menyediakan kultivar unggul adaptif bagi lingkungan marginal, petani lemah modal yang menggunakan masukan sarana tingkat rendah, alat pertanian sederhana dan skala usahatani sempit. Selanjutnya petani dapat melakukan seleksi dengan kriteria yang diinginkan, kemudian memutuskan apakah mengadopsi genotipe baru tersebut atau tidak. Genotipe (kultivar) baru yang disukai petani, tentunya mempunyai sifat unggul yang sesuai dengan keinginan petani.

Pemuliaan partisipasif sekaligus dapat meningkatkan kandungan plasma nuftah kultivar unggul yang dihasilkan, karena kultivar lokal adaptif banyak digunakan sebagai tetua dalam persilangan. Menurut Sperling et al., 2001, terdapat dua metode dalam pemuliaan partisipasif yaitu (1) Pemuliaan partisipasif yang dibina oleh peneliti, yaitu apabila petani ikut menyeleksi dan menguji galur-galur hasil perakitan pemulia (peneliti); (2) Pemuliaan partisipasif yang dikendalikan petani, apabila peneliti hanya membantu petani dalam tahapan pemuliaan yang tidak dapat dilakukan petani, sedangkan tahapan selanjutnya dilakukan oleh petani dengan konsultasi peneliti.

Kelebihan program pemuliaan partisipasif adalah terdapatnya umpan balik dari petani, seleksi langsung dari petani, dan galur yang sesuai di tingkat usaha tani mereka. Dalam program pemuliaan partisipasif, banyak digunakan kultivar lokal sebagai tetua persilangan dan mungkin akan dilepas kultivar terbuka (Open Pollinated) yang heterogen atau berupa populasi genotip yang lebih stabil adaptasinya terhadap lingkungan setempat. Manfaat lain adalah, material yang diseleksi secara lokal memiliki adaptasi agro- ekologikal yang luas dan atraktif untuk kelompok petani yang lebih besar.

Partisipasi Petani dalam Pemuliaan Tanaman

Keikutsertaan petani dalam proses seleksi terhadap genotip unggul yang adaptif terhadap lingkungan tumbuh setempat telah berhasil membantu pemulia dalam memutuskan galur mana yang akan dilepas sebagai kultivar unggul. Selanjutnya dapat memperkuat upaya penyediaan kultivar unggul yang adaptif terhadap lingkungan dan sesuai dengan keinginan masyarakat setempat. Petani sebagai pengguna kultivar unggul perlu dilibatkan secara partisipasif dalam program pemuliaan dan pelepasan kultivar. Kerjasama petani dan pemulia tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagai berikut (Zuraida dan Sumarno, 2002):

(1) Kerjasama observasi galur. Pemulia menanam galur- galur terpilih yang telah mantap atau klon-klon terpilih, sebanyak 10 hingga 50 genotipe di lahan petani. Setiap genotipe ditanam dua hingga 10 baris sepanjang 10 m. Petani diminta memilih lima genotipe yang disenangi atau dianggap unggul. Genotipe yang dipilih petani diikutkan uji daya hasil atau uji multilokasi.

(2) Kerjasama uji adaptasi galur. Galur yang telah mencapai tahap uji adaptasi ditanam di lahan petani, masing- masing 5 baris – 10 baris, tanpa ulangan. Petani diminta memberikan rangking pilihan dari yang terbaik (yang paling mereka senangi) hingga yang paling buruk (paling tidak disenangi). Hasil pemilihan oleh petani diverifikasi menggunakan data yang diperoleh dari uji adaptasi yang sebenarnya.

(3) Kerjasama pilihan final. Galur-galur harapan yang telah siap untuk diusulkan dilepas, ditanam di lahan petani pada petakan seluas 20 - 100 m². Petani diminta untuk memilih galur yang terbaik, yang ia sendiri senang untuk menanamnya. Galur pilihan petani dari beberapa lokasi yang agroekologinya sejenis yang dapat dijadikan pertimbangan, galur mana yang pantas diusulkan untuk dilepas.

Program pemuliaan dengan keikutsertaan petani di beberapa negara berkembang merupakan suatu program pemuliaan tanaman alternatif. Jenis tanaman yang menjadi fokus dalam program tersebut terutama tanaman sereal dan cash crop. Varietas yang banyak dikembangkan merupakan varietas lokal yang terdapat di daerah dimana program diadakan. Berarti, petani juga mempunyai andil yang besar dalam melestarikan kultivar unggul lokal. Hal tersebut sesuai dengan salah satu tujuan PPB yaitu melindungi plasma nutfah lokal yang ada dan sekaligus melakukan perbaikan varietas lokal terutama dalam meningkatkan produksi. Hasil akhir yang diharapkan dari program PPB yaitu diperolehnya varietas lokal terbaik yang beradaptasi terhadap lingkungan (spesifik) dengan aspek budidaya yang optimum.

Pemuliaan tanaman (formal) yang dilakukan oleh pemulia tanaman umumnya dilaksanakan pada kondisi lingkungan yang terkendali untuk mengurangi keragaman lingkungan dan mendapatkan hasil tanaman terbaik. Hasil yang diperoleh kadang-kadang berbeda dengan yang diharapkan oleh petani, setelah varietas tersebut dicoba dibudidayakan di lahan milik petani. Lahan milik petani mempunyai kondisi lingkungan yang sering berubah-ubah sehingga interaksi tiap tanaman dengan lingkungan akan berbeda-beda. Biasanya petani lebih tertarik akan hasil tanaman yang tinggi dan karakter tanaman tertentu. Mereka lebih mudah menerima varietas baru yang sesuai dengan karakter-karakter yang mereka inginkan. Sementara pemulia telah menetapkan arah pemuliaannya sejak awal program pemuliaan dilakukan. Oleh karena perbedaan cara pandang, keinginan dan tujuan tersebut, maka tidak semua petani mau menerima varietas baru yang dihasilkan pemulia.

Untuk mengatasi perbedaan antara pemulia tanaman dan petani dalam menentukan kriteria seleksi maka dilakukan pendekatan dengan program participatory variety selection(PVS). Program ini merupakan program pemuliaan partisipatif yang melibatkan petani dalam seleksi varietas berdasarkan preferensi petani pada calon-calon varietas yang berpotensi. Pada PVS kegiatan pemuliaan awal dilakukan di lingkungan lembaga penelitian formal, dan untuk pengujian selanjutnya hingga didapat calon varietas terbaik dilakukan bekerjasama dengan petani. Program ini telah berhasil diterapkan oleh CIMMYT dalam meningkatkan produksi jagung dengan kondisi low input dan gandum di Australia (Banziger dan Cooper, 2001).

Kerjasama antara pemulia dengan petani dalam memilih galur terbaik perlu lebih diintensifikasikan, karena pada dasarnya petanilah yang menentukan kultivar unggul yang mereka akan tanam. Namun masih terdapat kendala dalam penerapan pemuliaan partisipatif ini di Indonesia.

Menurut Zuraida dan Sumarno (2003), beberapa alasan belum diterapkannnya pemuliaan partisipasif di Indonesia antara lain adalah (1) peneliti belum menaruh kepercayaan atas petani, (2) peneliti berlaku dan bersifat tertutup dan khawatir otoritasnya terhadap materi pemuliaan berkurang,(3) kesadaran petani untuk memperoleh kultivar unggul sesuai dengan agroklimat dan kesukaan petani masih rendah, (4) lahan petani sangat sempit sehingga petani tidak mau mengambil resiko gagal atas kultivar bahan percobaan yang belum mereka ketahui keunggulannya, (5) kegiatan pemuliaan partisipasif yang berupa seleksi atau uji daya hasil galur, tidak didukung oleh petani penggarap atau petani penyewa lahan, yang lebih mementingkan persentase bagian hasil panen.

Selain itu terdapat hal lain yang mengurangi peluang keberhasilan program PPB antara lain gagalnya tanaman berproduksi. Terjadinya pencurian, atau tanaman dimakan ternak, bencana alam, dan penyebab lainnya yang membuat petani tidak dapat menyimpan benih untuk musim berikutnya merupakan kendala dalam aktivitas PPB.

Tampaknya partisipasi petani dalam tahapan akhir pemuliaan, berupa uji daya hasil pendahuluan galur-galur harapan sebelum dilepas, dapat mengatasi masalah tersebut. Sehingga kemajuan yang berarti akan diperoleh dan sekaligus mempertahankan kearifan petani dalam menyimpan sumberdaya.

Umumnya bagi sebagian besar negara berkembang, kultivar lokal merupakan sumber plasma nutfah bagi petani. Kultivar yang dikembangkan merupakan kultivar unggul yang biasa digunakan petani di daerahnya, dan telah beradaptasi dengan lingkungannya. Penggunaan beragam kultivar artinya terdapat berbagai genotipe, sehingga meningkatkan keragaman genetik. Hal ini merupakan cara yang selaras dengan beragamnya lingkungan agroekologi dan mengurangi resiko kegagalan panen. Dengan keragaman genetik dalam bentuk tanaman campuran dapat mengurangi resiko kerusakan tanaman karena hama penyakit atau mengurangi vulneribilitas terhadap hama dan penyakit. Selain itu, mengurangi pengaruh kompensasi karena perbedaan tanaman dan persaingan. Terdapat alasan lain mengapa petani menggunakan beragam tanaman dan kultivar. Beragamnya kebutuhan pokok petani dapat dicapai dengan menanam dan mempertahankan beragam tanaman dan kultivar. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dengan penanaman kultivar lokal sesuai dengan pilihan petani akan dapat melestarikan kultivar tersebut di lingkungan yang sesuai.


Belajar dari negara yang telah melaksanakan PPB, umumnya PPB di negara berkembang difokuskan pada tanaman sereal. Diharapkan paling tidak beberapa kultivar yang dikembangkan akan berhasil dimanfaatkan di lingkungan petani yang dilibatkan dalam PPB. Abidin (2004) menerapkan participatory breeding tersebut dengan mengajak petani melakukan seleksi berdasarkan kriteria seleksi para petani itu sendiri terhadap sejumlah genotipe ubi jalar yang ditanam di Kebun Penelitian. Selanjutnya pada musim berikutnya genotipe yang terpilih dievaluasi di lokasi petani (on-farm evaluation) dengan menggunakan pembanding kultivar lokal. Ternyata, hasil yang diperoleh dari evaluasi tersebut menunjukkan bahwa seleksi yang dilakukan oleh petani sudah berhasil. Hal ini membuktikan bahwa petani memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi genotipe unggul di lokasi mereka yang mempunyai kondisi spesifik atau marginal. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa lingkungan lokal spesifik (yang meliputi usaha pemuliaan sebelumnya, keragaman kultivar lokal dan sumber plasma nutfah yang lain), serta pengetahuan petani tentang ubi jalar perlu dipertimbangkan dalam PPB.

Penelitian tentang partisipasi petani telah diimplementasikan oleh Ceccarelli et al., 2001, pada tanaman barley di Syria, Marocco dan Tunisia. Hasilnya menunjukkan bahwa seleksi oleh petani bisa efektif walaupun secara individu berbeda-beda. Seleksi yang dilakukan oleh kelompok petani ternyata lebih baik daripada seleksi yang dilakukan oleh petani secara individual. Karena itu, pemuliaan tanaman partisipasif menjadi strategi yang efektif dalam perbaikan produksi tanaman. Apalagi di daerah-daerah yang terlalu jauh, atau yang sukar untuk diakses oleh pemulia, partisipasi petani dalam melakukan seleksi menjadi sangat bermanfaat.

Partisipasi Petani dalam Program Pemuliaan Tanaman Buah

Ide participatory plant breeding (PPB) yang merupakan pendekatan pemuliaan tanaman di negara berkembang dalam merespon keinginan petani untuk menentukan kultivar yang diinginkan, telah dicoba diterapkan oleh Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT). Sebagai contoh, saat ini pengujian komoditas pepaya di lahan petani mulai dilakukan, dengan sekaligus menerapkan program PPB.

Penerapan PPB oleh Tim Faperta UGM dilaksanakan di kebun salak Pondoh di Sleman (Prajitno, 2000). Program yang dilakukan antara lain mendata koleksi tanaman salak yang berada di kebun-kebun petani. Kebun petani salak Pondoh umumnya merupakan populasi “bulk” tanaman salak lokal yang telah berumur lebih dari 50 tahun. Untuk meningkatkan keragaman genetik, mulai tahun 1999 dilakukan eksplorasi salak unggulan dari daerah lain yaitu salak Bali dan Suwaru,yang dikoleksi sebagai bahan persilangan untuk membentuk genotipe baru. Petani salak setempat diberi penyuluhan dan pelatihan tentang perlunya berbagai genotipe salak dan pentingnya melakukan seleksi serta hibridisasi. Petani dapat melakukan seleksi massa dari populasi campuran, dan memperbanyak dengan cara vegetatif (cangkok).

Usahatani buah-buahan sangat menekankan pada kualitas hasil panen untuk memenuhi permintaan konsumen dan pasar. Kultivar buah-buahan lokal dari setiap daerah telah mempunyai citra kualitas spesifik yang telah dikenal oleh masyarakat. Petani tetap menanam kultivar lokal yang diketahui adaptif dan memiliki mutu spesifik.

Program pemuliaan pepaya merupakan program jangka panjang yang akan dilakukan secara terus menerus secara berkesinambungan. Mengingat pemuliaan tanaman pepaya memerlukan waktu yang lama, sehingga program PPB ini dapat membantu mempercepat diperolehnya kultivar unggul yang dapat diadopsi petani.

Program PPB yang dilaksanakan PKBT pada komoditas pepaya antara lain dengan melakukan seleksi tanaman pepaya di kebun petani. Petani setempat biasanya telah mengusahakan tanaman pepayanya selama bertahun-tahun. Berdasarkan pengalaman mereka, benih pepaya yang mereka tanam berasal dari buah pepaya di kebun sendiri. Mereka memilih buah dari tanaman induk yang paling baik yang telah berumur lebih dari dua tahun. Namun beberapa petani menyampaikan kendala yang ditemuinya dengan semakin menurunnya keragaan tanaman pepaya setelah beberapa generasi. Hal ini kemungkinan adanya “inbreeding depression” disebabkan benih yang digunakan berasal dari tanaman pepaya dari populasi yang mempunyai latar belakang genetik sempit. Untuk itu, dalam penerapan PBB ini pengetahuan genetik sederhana perlu disampaikan kepada petani untuk membantu memperbaiki keragaan tanaman. Petani merupakan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai bidangnya dan sekaligus sebagai mitra pemulia dalam melakukan seleksi di lahan petani.

Kegiatan lain yang sudah dilakukan PKBT adalah mengajak petani melakukan seleksi di kebun koleksi plasma nutfah pepaya PKBT. Kebun koleksi PKBT mengoleksi berbagai genotipe pepaya dari pelosok tanah air maupun introduksi. Dengan melihat langsung keragaan tanamannya, petani antusias untuk memilih genotipe pepaya sesuai dengan yang diinginkan. Selanjutnya, mereka melakukan evaluasi genotipe yang terpilih tersebut di lahannya. Sementara itu, pemulia melakukan pengamatan dan mengevaluasi berdasarkan kriteria standar. Berikut ini disajikan gambar pengujian genotipe pepaya di lahan petani (Gambar 1).


Gambar 1. Evaluasi genotipe pepaya terpilih, di lahan petani



Penutup

Program pemuliaan partisipasif ini dapat memperkuat upaya penyediaan kultivar unggul yang adaptif terhadap lingkungan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat spesifik. Petani sebagai pengguna kultivar unggul perlu dilibatkan secara partisipasif dalam program pemuliaan dan pelepasan kultivar. Sementara itu, pembelajaran bagi pemulia tanaman adalah mengetahui permasalahan di lapangan, keinginan petani dan tipe karakter yang diperlukan petani.


Selain itu diperlukan suatu jejaring yang dapat mengaitkan petani dengan program pemuliaan dan hal lain seperti bank gen, dan meningkatkan pengetahuan petani agar dapat melakukan seleksi dan mengembangkan keragaman genetik tanaman. Untuk itu, diperlukan suatu mekanisme yang menjamin akses petani terhadap keragaman genetik tanaman dan keahlian teknis pemuliaan tanaman. Peran dari LSM, penyuluh atau kelompok tani yang diorganisir memainkan peranan penting dalam implementasi PPB, selain peran pemulia tanaman, mengingat PBB akan memberi dampak terhadap minat petani, perubahan lingkungan sosial- ekonomi petani dan lain-lain.



Daftar Pustaka

Abidin, P. E. 2004. Farmer Participatory Sweetpotato Breeding in Uganda. Makalah disajikan dalam Seminar Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor, 29 Desember 2004.

Banziger M., and M. Cooper, 2001. Breeding for low input conditions and consequences for participatory plant breeding: Examples from tropical maize and wheat. Euphytica 122: 503-519.

Ceccarelli, S., S. Grando, E. Bailey, A. Amri, M. El-Felah, F. Nassif, S. Rezgui and A Yahyaoui. 2001. Farmer participation in barley breeding in Syria, Morocco and Tunisia. Euphytica 122: 521–536.

Prajitno, D. 2000. Program Pemuliaan Tanaman Salak di Fakultas Pertanian UGM. Makalah disajikan dalam Semiloka Salak, UGM di Yogyakarta, 2 Agustus, 2000.

Sperling, L., J.A. Ashby, M.E. Smith, E. Weltzien dan S. McGuire. 2001. A framework f or analyzing participatory plant breeding approaches and results. Euphytica 122: 439–450.

Zuraida N dan Sumarno, 2003. Partisipasi Petani dalam Pemuliaan Tanaman dan Konservasi Plasma Nutfah Secara ’On Farm’. Zuriat Vol. 14 (2) : 67-76.



rusnasbuah.or.id


[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Potensi Ekonomi Pengembangan Jagung Transgenik di Indonesia

Seminar Peran Ekonomi Bioteknologi dalam Pertanian Indonesia

Berdasarkan hasil kajian Tim CARE-LPPM IPB menunjukan bahwa economic benefit pengembangan jagung transgenik hampir mencapai Rp 7 trilyun. Dalam jangka pendek, peningkatan produktivitas jagung sebesar 10 persen karena adanya adopsi jagung transgenik akan meningkatkan produksi jagung nasional untuk pakan sebesar 145,17 ribu ton (1,89%) dan untuk konsumsi langsung sebesar 225,55 ribu ton (5,59%) serta menurunkan harga jagung untuk pakan sebesar 1,45% dan untuk konsumsi langsung sebesar 1,05%.


Pernyataan tersebut dipaparkan oleh Tim Centre for Alternative Dispute Resolutions, Regulation & Policy Analysis and Community Empowerment (CARE) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB, Ir. Dahri Tanjung, MS., Ir.Yeti Lies Purnamadewi, M.Sc., dan Dr.Utut Widyastuti pada Seminar "Peran Ekonomi Bioteknologi dalam Pertanian Indonesia," Kamis (23/10) Di Gedung Departemen Pertanian, Jakarta.

Dr.Utut Widyastuti, menjelaskan, meskipun terjadi penurunan harga, namun surplus produsen dan konsumen mengalami peningkatan. Peningkatan surplus ekonomi (surplus produsen dan konsumen) tersebut (3,82% untuk pasar jagung pakan dan 11,49% untuk pasar jagung konsumsi) menunjukkan bahwa kesejahteraan produsen dan konsumen mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena peningkatan produksi disebabkan oleh adanya peningkatan produktivitas. Adapun tambahan keuntungan yang dirasakan petani dengan menanam jagung transgenik rata-rata Rp 6,1 juta/ Ha.

"Dalam jangka panjang, penurunan harga jagung akan merangsang kenaikan permintaan jagung baik oleh industri pakan maupun untuk konsumsi langsung. Jika peningkatan produktivitas jagung sebesar 10 persen tersebut juga diikuti oleh peningkatan permintaan sebesar 10 persen, maka dampak positif yang timbul menjadi lebih besar. Surplus ekonomi yang terjadi menjadi berlipat sebagai akibat dari efek pengganda, di pasar jagung pakan surplus ekonomi tersebut meningkat sekitar 3,6 trilyun rupiah atau 29,46 persen dan di pasar jagung konsumsi meningkat 1,6 trilyun rupiah atau 46,83 persen," ujarnya.

Dijelaskannya, meskipun dampak pengembangan jagung transgenik dalam jangka panjang ini menyebabkan harga mengalami peningkatan Rp 153,95 per kilogram (7,11%) untuk jagung pakan dan Rp 112,72 per kilogram (7,90%) untuk jagung konsumsi, akan tetapi tidak hanya surplus produsen yang meningkat melainkan juga surplus konsumen. Hal ini karena peningakatan harga masih lebih rendah daripada peningkatan permintaan yang sebesar 10 persen.

"Pengembangan jagung trangenik juga memberikan value added di tingkat usaha tani. Meskipun pengadopsian jagung transgenik mengakibatkan penurunan harga jagung serta menaikkan biaya usaha tani, namun keuntungan usaha tani meningkat lebih besar,"ujarnya.

Menurut pengamatan yang telah dilakukan Tim CARE IPB, baik di Jawa Timur maupun di Lampung peningkatan keuntungan terjadi karena peningakatan produktivitas menyebabkan adanya penurunan marginal cost atau penurunan biaya per satuan output yaitu sebesar Rp 303 (27,57%) di Jawa Timur dan Rp 333 (47,86%) di Lampung dimana penurunan tersebut lebih besar daripada adanya penurunan marginal revenue atau penurunan harga/penurunan penerimaan persatuan output yang hanya sekitar 1,45 persen untuk harga jagung pakan dan 1,05 persen untuk harga jagung konsumsi.

"Dengan adopsi jagung transgenik, produksi jagung menjadi lebih efisien dimana biaya persatuan output jagung yang dihasilkan menjadi lebih rendah. Di Jawa Timur, biaya persatuan output usaha tani jagung transgenik hanya sekitar 807, sementara biaya persatuan output usaha tani jagung hibrid mencapai 1.114. Begitu pula dengan di Lampung, meskipun tota biaya per hektar usahatani jagung transgenik lebih tinggi dibandingkan dengan total biaya usahatani jagung hibrida, namun tingkat produktivitas jagung transgenik yang jauh lebih tinggi dibandingakan dengan tingkat produktivitas jagung hibrida menyebabkan biaya persatuan output usahatani jagung transgenik hanya sebesar Rp 363, sedangkan biaya persatuan output usahatani jagung hibrida sebesar Rp 695," Yeti Lies Purnamadewi, M.Sc. menimpali.

Dikatakannya, dari total economic benefit atau total value added yang diperoleh, petani jagung menyumbangkan nilai tambah sebesar 62,62 persen, sekitar 55,75 persen dari adanya efisiensi produksi atau penghematan biaya dan 6,87 persen dari adanya peningaktan surplus produsen. Sementara konsumen jagung (industri pakan dan konsumen langsung) hanya menikmati value added dari adanya penghematan pengeluaran sebesar 3,51 persen dari total value added.

"Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan jagung transgenik akan membawa dampak positif yang cukup besar bagi upaya peningkatan kesejahteraan petani. Meskipun secara presentase nilai tambah yang dinikmati produsen benih relatif kecil (5,63%), namun secara nominal cukup besar untuk menjadi insentif bagi divisi research and development di industri benih untuk terus melakukan inovasi teknologi benih yang diharapkan nantinya terus dapat meningkatkan economic benefit bagi seluruh agen perekonomian terkait," ujarnya

Dijelaskannya, pemerintah juga mendapatkan manfaat cukup besar dari adanya pengembangan jagung transgenik ini, yakni mencapai 23,62 persen yang disumbangkan dari adanya peningkatan produk nasional sebesar 11,81 persen dan dari adanya penghematan devisa sebesar 11,81 persen. (*man)


Ipb.ac.id

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Manfaat Buah Terlarang

Sebenernya saya juga ga tau knapa buah yang terlihat disamping ini disebut buah terlarang.... tapi yang jelas buah ini namanya APEL. Nah saya dapet artikel bagus neh....silahkan disimak ya....

Penampilan apel yang merah dan ranum mengundang imajinasi dan selera orang yang memandangnya. Apel dijuluki buah terlarang yang sensual dan memiliki daya tarik tersendiri. Lebih dari itu, buah ini punya banyak manfaat untuk kesehatan, yaitu:

1. Menurunkan kadar kolesterol
Apel dikenal mengandung fitokimia, zat antioksidan yang efektif melawan kolesterol jahat (LDL). Life Science tahun 1999 menulis, selain menurunkan kolesterol jahat, apel juga meningkatkan kolesterol baik (HDL). Kandungan pektin dan asam D-glucaric dalam apel berjasa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

2. Mencegah kanker dan menyehatkan paru-paru
National Cancer Institute di AS melaporkan, zat flavonoid dalam apel terbukti dapat menurunkan risiko kanker paru-paru sampai 50 persen. Penelitian dari Cornell University di AS juga menemukan bahwa zat fitokimia dalam kulit apel menghambat pertumbuhan kanker usus sebesar 43 persen.

3. Mencegah penyakit jantung dan stroke
British Medical Journal (1996) mencatat, apel terbukti mencegah serangan stroke. Publikasi penelitian di Finlandia (1996) menunjukkan, orang berpola makan kaya flavonoid mengalami insiden penyakit jantung lebih rendah.

4. Menurunkan berat badan
Sebagai sumber serat yang baik, apel baik untuk pencernaan dan membantu menurunkan berat badan. Apel merupakan camilan yang sangat baik untuk orang yang sedang menurunkan berat badan karena kadar seratnya tinggi sehingga mencegah rasa lapar datang lebih cepat.

5. Menjaga kesehatan gigi
Apel juga mengandung tanin, zat yang bermanfaat mencegah kerusakan gigi periodontal. Penyakit gusi itu disebabkan saling menempelnya bakteri pembentuk plak. Itu menurut Journal of American Dental Association (1998).

6. Membuat perempuan tetap cantik
Kandungan boron dalam apel terbukti membantu wanita mempertahankan kadar hormon estrogen saat menopause. Mempertahankan estrogen berarti mengurangi gangguan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon di kala menopause, misalnya semburan panas, nyeri, depresi, penyakit jantung, dan osteoporosis.

7. Melindungi tubuh dari virus flu
Konowalchuck pada 1978 mengeluarkan publikasi mengenai efek antivirus dalam minuman sari buah apel. Menurutnya, sari apel sangat baik untuk melawan serangan infeksi virus karena stamina dan kekebalan tubuh meningkat berkat konsumsi sari apel itu.

Kompas.com

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

10.27.2008

Hemat Lahan dengan Pot Gantung

MEMILIKI rumah yang sejuk dan nyaman tentu menyenangkan. Salah satu cara mewujudkannya adalah dengan membuat taman di halaman rumah. Keberadaan taman menghadirkan nuansa hijaunya tanaman yang menyejukkan. Selain itu, taman juga merupakan sarana sirkulasi udara yang baik.

Permasalahan muncul jika lahan untuk taman sangat terbatas. Walau sebetulnya, ukuran lahan tidak lah perlu jadi masalah. Banyak kok cara mengakali masalah lahan ini. Salah satunya dengan membuat taman dalam pot.

Tanaman-tanaman pot, selain praktis karena menghemat lahan, juga mudah dipindah-pindahkan. Namun, seringkali ketika koleksi tanaman pot Anda bertambah, muncul pula kerepotan baru. Bagaimana ya mengatur tanaman-tanaman pot tersebut, agar tidak tampak berantakan?

Soal itu, kita pun sebetulnya tak perlu khawatir. Masalah ini pun ada solusinya. Jika lahan di atas tanah telah penuh, gunakan pot gantung. Penggantungnya bisa buat baru atau manfaatkan barang bekas yang ada.

Misalnya, gunakan pagar besi yang sudah tidak terpakai lagi sebagai penggantung. Tempelkan pagar ini di tembok dan gunakan ruas-ruas pagar sebagai tempat menggantung pot. Untuk menggantung pot tanaman, Anda perlu memperhatikan tali atau kawat penggantungnya. Pastikan tali atau kawat tersebut cukup kuat menahan beban dari pot dan tanaman yang akan digantung.

Soal jenis tanamannya, pilih tanaman-tanaman yang daunnya bertulang panjang atau yang menjuntai ke bawah. Jenis ini cantik ketika digantung.

Selamat mencoba!

Penulis: Anissa
Foto: Martin
Lokasi: Taman Mariko Damayanti, Cilandak, Jakarta Selatan
Kompas.com

[+/-] Selengkapnya...

Read More..

JAGA JARAK AMAN

Bila membaca judul artikel kali ini mungkin asumsi akan terbawa pada peraturan lalu lintas yang mengingatkan para pengendara untuk menjaga jarak dengan kendaraan sekitarnya guna menghindari terjadinya hal-hal buruk yang tidak diinginkan, seperti misalnya kecelakaan.

Lalu apa hubungannya dengan bunda...?

Pasti ada, karena... jaga jarak aman yang dimaksud disini ditujukan untuk pertimbangan memiliki tambahan momongan. Melanjutkan artikel sebelumnya, yang membahas mengenai beberapa pertimbangan untuk menambah momongan.

Kali ini topik yang akan dibahas yaitu tentang pertimbangan jarak usia antara anak yang satu dengan yang lain. Berikut ini adalah hasil penelitian yang mendukung pembahasan tersebut :

• 18 -23 bulan

Menunggu hingga periode waktu tersebut untuk hamil lagi sesudah melahirkan merupakan waktu yang tepat bagi kesehatan bayi yang dikandung.

Hamil kurang dari enam bulan sesudah melahirkan dapat menyebabkan kelahiran prematur (40 persen) atau si bayi kekurangan berat badan. Sementara kehamilan dengan jarak 10 tahun sesudah melahirkan mempunyai risiko dua kali lipat pada masa pra-kelahiran.

• 24 sampai 35 bulan

Jarak yang termasuk ideal untuk merencanakan kehamilan. Bila kurang dari jarak tersebut, biasanya mempunyai risiko bayi lahir dengan berat badan kurang. Ingat,ibu pun butuh waktu untuk pulih dari stres dan kekurangan gizi sesudah kehamilan terdahulu.

• Usia anak sebelumnya berusia di bawah satu tahun atau di atas empat tahun

Merupakan jarak yang tepat bila pertimbangannya didasarkan pada hubungan kakak-beradik dengan orang tua, persaingan saudara sekandung, dan rasa percaya diri mereka. Anak-anak di bawah setahun belum merasakan status istimewa yang mereka miliki, sementara anak di atas empat tahun sudah cukup puas menikmati perhatian dari ayah-ibunya. Ditambah lagi, mereka sudah mempunyai kesibukan sendiri.


sumber: bkkbn.go.id



[+/-] Selengkapnya...

Read More..

Tempe, Penyelamat Wanita Saat Menopause

SETIAP perempuan pasti akan mengalami menopause. Namun jangan khawatir, karena Anda tetap bisa tampil sehat dan cantik setelah menopause. Salah satunya adalah dengan rajin mengonsumsi tempe.
Menopause merupakan suatu proses penuaan alami dalam kehidupan seorang perempuan. Hal ini disebabkan oleh proses penuaan pada ovarium yang merupakan proses alami, maupun proses 'buatan' seperti operasi pengangkatan indung telur yang umumnya terjadi pada wanita berusia 46 - 52 tahun.

Pada masa sebelum atau sesudah penghentian menstruasi tersebut terdapat suatu interval yang disebut perimenopause, dimana terjadi perubahan hormonal yang mengakibatkan siklus haid menjadi tak teratur dan mulai muncul tanda-tanda kekurangan hormon wanita (estrogen).

Meski menopause adalah hal yang alami, menurut dr. Med. Ali Baziad, SPOG-KFER, "penderitaan" sebelum dan setelah menopause-lah yang tidak alami. "Selama ini ada anggapan di masyarakat bahwa keluhan menopause merupakan suatu hal yang alami dan pasti terjadi pada setiap perempuan. Akibatnya, mereka kurang peduli dan merasa tak perlu terapi. Padahal sebetulnya keluhan menopause bisa diatasi, lho," tuturnya.

Keluhan yang biasanya muncul meliputi keluhan jangka pendek dan jangka panjang. Keluhan jangka pendek antara lain badan terasa panas (hot flushes) dan berkeringat, jantung berdebar-debar, perasaan takut dan gelisah, libido menurun, kulit keriput, kadar kolesterol meningkat, kegemukan serta sakit saat berhubungan seks. Sedangkan keluhan jangka panjang meliputi osteoporosis atau pengeroposan tulang, penyakit jantung koroner, pikun dan stroke.

Kok bisa? "Hal ini terjadi karena pada saat menopause, kadar hormon estrogen dalam tubuh seorang perempuan mengalami fluktuasi, sehingga menyebabkan keluhan jangka pendek. Kadar estrogen tersebut nantinya akan mengalami penurunan sampai mencapai titik terendah yang akan meningkatkan risiko kardiovaskular (jantung) dan osteoporosis," jelas Baziad.

TERAPI SULIH HORMON
Namun, tak perlu khawatir, karena gejala-gejala tersebut dapat dicegah dengan melakukan diet, olahraga, serta pemberian suplemen, semisal kalsium. Selain melalui pencegahan, menopause juga dapat ditangani dengan pengobatan. Salah satunya adalah dengan menggunakan terapi sulih hormon (TSH).

Terapi ini merupakan salah satu cara untuk memulihkan kadar hormon yang menurun pada menopause, yaitu dengan memberikan obat-obat yang mengandung satu atau lebih jenis hormon (estrogen atau kombinasi estrogen dan progesteron). Namun, terapi ini kurang populer di masyarakat negara-negara berkembang, karena ketakutan akan efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan jangka panjang, selain harga yang relatif mahal.

Adanya ketidakpuasan dan ketakutan terhadap TSH ini melatarbelakangi pengembangan pendekatan alternatif penanganan menopause, yaitu dengan pemberdayaan gaya hidup sehat dan natural, antara lain berupa diet fitoestrogen.

"Fitoestrogen merupakan bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai struktur kimia dan aktivitas biologis yang menyerupai hormon estrogen dalam tubuh," jelas Baziad. Salah satu jenis fitoestrogen yang banyak diteliti pengunaannya adalah isoflavon, yaitu fitoestrogen yang berasal dari protein soy (kedelai) dan memiliki efek menyerupai estrogen alami, sehingga dapat menurunkan risiko penyakit pada masa menopause. Karena berasal dari alam, isoflavon relatif sangat aman.

Menurut Baziad, isoflavon mempunyai keuntungan, antara lain tidak menyebabkan kanker payudara, melindungi jantung dari penyakit jantung koroner (PJK), mencegah osteoporosis dan hot-flushes, tidak menurunkan daya ingat, sebagai antioksidan, mengencangkan payudara dan tetap menstabilkan fungsi ginjal. "Isoflavon tidak menyebabkan kanker payudara ataupun kanker rahim, malah sebaliknya memberikan efek protektif terhadap kedua organ tersebut." Selain itu, isoflavon kedelai juga memperbaiki fungsi berpikir yang mencegah pikun.

Berbeda dengan TSH yang berasal dari hormon si perempuan itu sendiri dan diberikan sesudah mengalami menopause, isoflavon bisa digunakan sebelum seorang perempuan mengalami menopause.

SEHAT DENGAN TEMPE
Dibanding dengan penggunaan TSH yang mahal karena harus diminum setiap hari, isoflavon relatif lebih murah, mudah didapat dan tidak mempunyai efek samping. Anda dapat mendapatkan sumber isoflavon alami pada tumbuh-tumbuhan misalnya kacang merah, kecambah atau kedelai. Kacang kedelai dapat memperbaiki lipoprotein dalam darah dan menurunkan kadar kolesterol jahat, karena tidak mengandung kolesterol.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi protein kedelai mempunyai efek menurunkan kolesterol. Salah satu contoh makanan yang gampang ditemui sekaligus mengandung isoflavon tinggi adalah tempe. Tentu ada syaratnya. "Kalau pingin mendapat manfaat isoflavon dari tempe, sebaiknya tempe tersebut diolah dengan cara direbus atau dikukus. Kalau digoreng, manfaatnya akan berkurang, karena minyak yang digunakan untuk menggoreng dapat menambah kadar kolesterol dalam darah," ujar Baziad. Ya, Anda harus pintar-pintar mengolah produk kedelai ini agar khasiatnya terasa. Anda juga bisa membuat olahan sayur dari tempe atau dibacem.

Bagaimana dengan susu kedelai? "Kadar isoflavon dalam susu kedelai malah rendah. Selain itu, kadar kolesterolnya pun telah tinggi, sehingga efek positifnya menurun," tambahnya.

Untuk isoflavon alami ini tidak ada patokan berapa gram yang harus dikonsumsi setiap harinya. Juga bisa dikonsumsi kapan saja. Efek samping fitoestrogen pun hingga saat ini belum ditemukan.

Bila Anda tak punya banyak waktu untuk mengolah tempe, Anda bisa menggunakan cara yang lebih praktis, yaitu dengan mengonsumsi kapsul isoflavon yang kini telah dijual di pasaran. Kapsul isoflavon mengandung 50 mg isoflavon. Dari hasil uji coba, 1 cangkir kedelai bermutu bagus setara dengan 25 mg kapsul isoflavon.

Bagaimana dengan efek samping fitoestrogen dalam bentuk kapsul? "Hingga saat ini belum ada pasien yang melaporkan dan belum ada keluhan apa-apa. Jadi, terserah pasien, mau pilih yang alami atau yang praktis," tutur Baziad. Jadi, untuk tampil cantik dan sehat di masa menopause ternyata tidak sulit, bukan? Tak ada salahnya mulai sekarang Anda memperbanyak konsumsi tempe.

Kompas.com


[+/-] Selengkapnya...

Read More..

PERSIAPAN KEUANGAN

Oleh: Safir Senduk

Anda akan punya bayi? Wah, selamat. Jangankan Anda, saya sendiri pasti akan ikut senang bila mendengar ada orang lain yang akan segera memiliki anggota baru dalam keluarganya.

Bagaimana tidak? Lahirnya seorang bayi seringkali memberikan semangat baru dalam sebuah keluarga. Malah semangat tersebut seringkali malah sudah muncul sekitar 8 - 9 bulan sebelumnya ketika si orang tua mendapatkan berita kehamilan dari dokter. Dan ¬ bisa ditebak -- puncak kebahagiaannya adalah ketika si anak betul-betul sudah lahir.
Apa yang selanjutnya terjadi? Si bayi makin lama makin besar. Pelan-pelan dia sudah mulai berjalan. Mungkin awalnya masih tertatih-tatih, tapi lama kelamaan dia sudah mulai berlari walaupun masih agak kaku. Kemudian, hanya dalam beberapa bulan atau tahun, Anda akan melihatnya berlari kesana kemari menubruk apa saja yang ada di depannya sambil berteriak-teriak berisik, dan Anda akan segera mengingat kembali ketika dia masih berada di dalam perut Anda. Seperti sekarang.
Sebagai seorang Perencana Keuangan, bila Anda memiliki seorang bayi yang mungkin belum lahir, tidak ada lain yang bisa saya lakukan kecuali menyarankan Anda untuk mempersiapkan keuangan keluarga dalam menyongsong kelahiran bayi tersebut.
Kenapa Anda harus mempersiapkan keuangan dalam menyongsong kelahirannya? Jelas dong, ketika si anak masih berada dalam perut Anda, setiap satu atau dua kali sebulan Anda harus pergi memeriksakan kandungan Anda ke seorang dokter spesialis kandungan. Itu butuh biaya. Kemudian ketika Anda melahirkan, itu juga butuh biaya. Belum lagi kalau kelahirannya menggunakan alat, induksi maupun operasi caesar, maka biayanya bisa lebih besar lagi.
Kemudian Anda juga harus keluar uang untuk membeli segala macam perlengkapan bayi. Mulai dari kereta dorong, baju (yang dengan cepat akan menyusut karena anak Anda tumbuh makin besar dari hari ke hari), botol susu, pampers, dan lain sebagainya.
Bahkan bukan hanya itu. Dengan adanya berita kehamilan dari dokter, mungkin sudah saatnya juga bagi Anda berdua untuk mengevaluasi lagi kebiasaan belanja keluarga selama ini, karena ini adalah saatnya untuk menambah tabungan dalam keluarga.
Di bawah ini, saya akan memberikan sejumlah langkah keuangan yang perlu Anda lakukan apabila pada saat ini Anda sedang menyongsong kelahiran seorang bayi.
1. Segera tentukan di mana Anda akan melahirkan, dan cek biayanya.
Hal ini penting agar Anda bisa mengetahui berapa perkiraan biaya persalinan yang mungkin akan Anda keluarkan. Pilihan tempat melahirkan biasanya ada dua: di RS/Klinik Umum atau RS/Klinik Bersalin.
Tidak hanya itu, Anda juga perlu memilih lokasinya. Apakah di RS Itu atau RS Ini. Kebanyakan keluarga sering memilih lokasi bersalin yang dekat dengan tempat tinggalnya. Tidak masalah. Yang penting, setelah Anda memilih lokasi, coba hubungi mereka untuk mengecek berapa perkiraan biaya yang diperlukan bila Anda ingin melakukan persalinan di situ.
Kalau perlu, lakukan tur kecil-kecilan ke tempat itu untuk melihat suasananya. Penting sekali bagi Anda untuk merasa nyaman bila melakukan persalinan di tempat itu. Bila tak punya kendaraan pribadi, pastikan Anda sudah menganggarkan untuk transportasi pada saat persalinan (sewa mobil, taksi, atau ambulans).

2. Cek apakah Biaya Persalinan Anda ditanggung oleh kantor/tempat kerja Anda atau suami Anda.
Bila memang, ya, apakah diganti sepenuhnya? Ataukah hanya sebagian? Dengan begitu Anda bisa memperkirakan berapa biaya yang mesti Anda siapkan untuk perawatan persalinan. Kalau perlu periksa juga apakah penggantian tersebut juga mengganti biaya-biaya yang Anda keluarkan untuk kunjungan ke dokter kandungan.

3. Mulailah menabung untuk menyongsong kelahiran itu.
Bila kantor tidak memberikan penggantian tersebut, maka Anda dan suami Anda harus menyiapkan sendiri dana persalinan itu. Ada dua cara menabung yang bisa digunakan. Yang pertama adalah dengan menabung secara rutin setiap bulan. Yang kedua adalah dengan menabung sekali saja. Cara kedua bisa digunakan kalau pada saat ini Anda sudah memiliki sejumlah dana yang bisa dimanfaatkan.
Ke mana Anda bisa menabungkan uang Anda? Hanya ada dua produk investasi yang saya sarankan: yang pertama adalah tabungan. Ini karena tabungan tidak akan berkurang nilai nominalnya dan bisa diambil sewaktu-waktu.
Bila Anda melakukan investasi sekali saja, maka Anda mungkin bisa memasukkan uang Anda ke alternatif investasi yang kedua, yaitu deposito. Anda bisa memilih deposito dengan jangka waktu yang pendek-pendek saja, seperti deposito berjangka waktu satu bulan. Dengan demikian, setiap satu bulan sekali Anda bisa mengevaluasi apakah Anda akan tetap menaruh uang Anda di deposito itu, atau mengambilnya apabila diperlukan.

4. Mulai menabung untuk keperluan bayi.
Tidak hanya biaya persalinan yang perlu Anda siapkan. Penting juga agar Anda mempersiapkan dana untuk segala macam keperluan bayi selama beberapa bulan pertama seperti sabun, bedak, baby oil, sampo, pakaian dan lain-lainnya. Sedangkan untuk biaya kebutuhan biaya sehari-hari seperti susu dan makanan bayi, sebaiknya dimasukkan dalam anggaran belanja bulanan Anda sehari-hari.

5. Ambil asuransi jiwa.
Bila suami Anda adalah satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga, sarankan ia untuk segera memiliki asuransi jiwa. Santunan asuransi jiwa bisa digunakan untuk membayar pengeluaran keluarga akibat meninggalnya si pencari nafkah. Dan yang terpenting, santunan asuransi jiwa juga bisa mengganti pembayaran biaya persalinan dan segala macam pengeluaran untuk keperluan bayi Anda nanti.

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 686/XIV



[+/-] Selengkapnya...

Read More..