WILUJENG SUMPING DI SITUS SATORI Poenya

9.02.2010

BUDIDAYA PADI DENGAN PENGELOLAAN SISTEM PENGENDALIAN HAMA TERINTEGRASI

Hama selalu muncul ketika kita menanam padi, baik sedikit maupun banyak, masih berada dibawah ambang kendali ataupun telah melebihi ambang kendali, belum mencapai ambang ekonomi maupun sudah merusak secara ekonomi. Hal tersebut sangat wajar, karena hama adalah makhluk hidup yang butuh makan dan berkembang biak. Maka ketika ada tempat yang sesuai dan tersedia banyak makanan, pasti hama datang menghampiri seperti pepatah ”ada gula pasti ada semut”, ada padi pasti ada wereng, ada walang sangit, ada ulat grayak, ada penggerek batang, dan ada hama-hama yang lainnya.

Pengelolaan Sistem PHT
Ketika dunia pertanian semakin maju, berbagai macam varietas padi diciptakan agar tahan dari serangan hama, namun berbagai macam pula hama yang muncul. Beragan racun diracik untuk membunuh hama-hama tersebut, akan tetapi semakin beragam pula hama-hama baru yang resisten berdatangan.
Penggunaan racun-racun yang sangat tidak bijak semakin menambah bermunculannya hama-hama yang resisten.
Lalu, bagaimanakah kita menyikapi hal itu ? Pengelolaan Pengendalian Hama Terintegrasi mungkin bisa menjadi salah satu jawabannya. Mengapa disebut ”Terigrasi” ? menurut artinya ”Terintegrasi” adalah ”bagian yang tak terpisahkan”, ”menyatu”, menyatu dengan apa ? menyatu dengan sistem bercocok tanam. Jadi Pengelolaan Sistem Pengendalian Hama Terintegrasi adalah pengelolaan sistem pengendalian hama yang tidak bisa dipisahkan/yang menyatu didalam sistem bercocok tanam,dalam hal ini padi.

Pengelolaan Ekosistem Tanaman
Pengelolaan ekosistem tanaman mutlak dilakukan dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya kaidah-kaidah perlindungan tanaman dan prinsip dasar PHT, yaitu : budidaya tanaman sehat, konservasi ekosistem dan pengamatan. Hal yang paling utama dalam pengelolaan ekosistem tanaman adalah perencanaan waktu tanam. Sebab perencanaan waktu tanam berkaitan dengan banyak hal, seperti curah hujan, keadaan tanah, suhu rata-rata harian, masa serangan tikus, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengamatan yang dilakukan terus menerus dan pengalaman dari musim-musim sebelumnya sangat diperlukan.
a. Pengelolaan Benih dan Persemaiaan
Sebelum menyemai padi, usahakan ketahui daya kecambah benih, sebab daya kecambah benih yang jelek jelas akan menurunkan produksi. Daya kecambah benih yang rendah menunjukkan tidak optimalnya energi yang dimiliki oleh benih tersebut sehingga daya tahan terhadap serangan hama juga rendah yang berdampak pada tingginya inetnsitas serangan hama.
Benih disemai jarang, jangan sampai benih bertumpuk. Untuk itu dibutuhkan lahan persemaian yang agak luas. Untuk luasan 1 ha, lahan persemaian yang diperlukan minimal 500 m2. Bila benih bertumpuk berakibat pada tingginya kompetisi untuk memperebutkan unsur hara sehingga pertumbuhan bibit tidak maksimal. Bibit yang tumbuh berdesakan juga membuat susasana diantara tanaman menjadi lembab karena tidak lancarnya sirkulasi udara dan sinar matahari pun sulit menembus sela-sela tanaman. Suasana yang lembab sangat disenangi oleh hama, sehingga hama akan cepat sekali berkembang biak. Pemberian pupuk dipersemaian juga dibutuhkan untuk mengoptimalkan pertumbuhan bibit, sehingga bibit menjadi sehat dan kuat serta lebih tahan terhadap serangan hama.
b. Pengelolaan Lahan dan Pertanaman
usahakan tanah dibajak dalam yaitu sekitar ± 20 cm dan dibajak secara rata. Tanah dibajak dalam adapat emngurangi kejadian karat tanah, menurunkan populasi keong emas, menurunkan populasi anjing tanah (orong-orong) dan dapat meningkatkan pH tanah. Pada sisi dalam pematang, buat parit yang akan menampung air ketika air dikeluarkan dari dalam petakan.
Adanya air didalam parit, bukan didalam petakan sawah, akan menggiring keong emas untuk berkumpul diparit tersebut dan tidak merusak padi yang baru ditanam.
Pada saat tanam, uasahakan air didalam petak sawah macak-macak, ini membantu mengurangi terjadinya serangan keong emas. Menggunakan jarak tanam lebar dan sistem legowo 2 : 1 membuat tanaman dapat memanfaatkan sinar matahari lebih efektif dan mencegah terjadinya kelembaban yang tinggi yang pada gilirannya dapat mencegah hama berkembang biak.
Penyiangan runmput/gulma secara rutin akan memberikan dampak nyata dalam pertumbuhan dan perkembangan padi. Gulma yang dibiarkan hidup diantara tanaman padi dapat mengeluarkan zat allelopati dan merebut unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman menjadi tidak sehat dan rentan terhadap serangan hama. Gulma juga dapat menjadi inang.
Pemberian pupuk yang berimbang akan membuat tanaman sehat sehingga tahan terhadap serangan hama. Penggunaan pupuk yang berlebihan bukan membuat bagus pertumbuhan, tetapi malah membuat sistem ketahanan tubuh tanaman menjadi lemah dan akibatnya akan sangat rentan terhadap serangan hama. Seperti manusia yang berlebihan makan akan membuat tubuh lemah. Meskipun kelihatan gemuk dan subur bukan berarti tubuhnya sehat, tetapi malah tubuh menjadi berat, sulit untuk bergerak dan akibatnya penyakitpun akan datang menyerang.
c. Pengelolaan Air
Air sangat penting didalam budidaya padi. Pengaturan air secara intermitten membantu tanaman padi lebih kokoh dan mengefesienkan penggunaan air. Air adalah penyimpan panas. Bila ada air, periode embun menjadi lebih lama. Pengembunan (kondensasi) terjadi bila perubahan suhu tanah dari panas menjadi dingin, dan air menjaga suhu tanah tetap stabil.

Katahanan Ekologis
Sistem katahanan yang utama adalah sistem ketahanan ekologis, yaitu dengan mengusahakan pada tanam yang baik sehingga pengendali alami yang tersedia di alam seperti pathogen, serangga, parasitoid, cendawan antagonis, predator dan kompetitor dapat hidup dan membantu tanaman mempertahankan diri dari serangan hama.
Sistem ketahanan ini terbagi tiga, yaitu : mengoporasikan sistem, mengendalikan/mengontrol sistem dan mengganti sistem.
1). Mnegoperasikan sistem. Sistem ketahanan ekologis dioperasikan dengan cara melakukan pola tanam, pengolahan tanah, pemupukan dan pemeliharaan yang baik. Dengan melakukan sistem budidaya yang baik tersebut, maka secara otomatis sistem ketahanan terhadap serangan hama juga akan berjalan dengan baik seperti dijelaskan pada Pengelolaan Ekosistem Tanaman di atas.
2). Mengendalikan (mengontrol) sistem dilakukanagar sistem berjalan dengan baik. Untuk mengontrol sistem dapat dilakukan dengan pengamatan. Sistem yang tidak berjalan dengan baik dapat diketahui dari pertumbuhan tanaman yang jelas seperti jumlah anakan yang sedikit, tanaman kerdil, adanya hama putih dan lain sebagainya. Apabila ada tanda pertumbuhan tanaman yang jelek seperti itu, dapat lanmgsung diambil tindakan agar sistem ketahanan berfungsi dengan baik, contohnya bila ada tanaman yang pertumbuhannya jelek, berarti akarnya bermasalah sehingga tanaman tidak dapat menyerap hara dengan baik. Untuk menanggulangi kita dapat berikan pupuk daun agar tanaman tersebut dapat memperbaiki sistem ketahanan didalam tubuhnya salah satunya adalah perbaikan akar.
3). Mengganti sistem. Di alam, ada yang kita sebut sebagai pengendalian secara alami seperti musuh alami. Jika sistem pengendali di alam terganggu atau hilang atau belum ada, maka mau tidak mau kita harus menggunakan sesuatu untuk menggantikan sistem yang belum ada atau yang hilang itu. Contohnya pada awal pertumbuhan, penggunaan furadan dapat membuat pertumbuhan akaer selama 20 hari pertama dapat berjalan dengan normal. Pada awal-awal pertumbuhan, tanaman belum memiliki sistem pengendalian alami, sehingga perlu dibantu agar sistem dapat berjalan dengan baik.
Penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama juga boleh digunakan apabila hama tersebut telah melebihi ambang kendali dan ambang ekonomi.

Pengamatan
Dari semua hal yang telah dibahas di atas, intinya adalah ”pengamatan”. Pengamatan diperlukan untuk perencanaan waktu tanam dan pengendalian hama sebagai contoh pada bulan April, suhu tanah rata-rata harian sedang tinggi-tingginya. Tanah akan mengeluarkan zat-zat berbahaya seperti karat tanah dan keasaman tanah meningkat tajam. Oleh karena itu jangan mulai menanam pada bulan tersebut. Tikus menyerang pada akhir masa kawin, yaitu sekitar bulan Mei sampai Juni dan November sampai dengan bulan Desember. Hal tersebut diperoleh dari pengematan yang terus menerus dan pasti berbeda ditiap daerah.
Faktor yang berkaitan dengan adanya serangan hama pun harus diamati dan dicatat dengan baik. Seperti adanya serangan penggerek batang padi akan terjadi pada pertengahan bulan hijriyah pada saat bulan purnama.
Bila ingin menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama tersebut, penyemprotan akan efektif bila dilakukan sekitar tanggal 10 atau lima hari sebelum purnama. Begitu pula wereng, hama ini akan menyerang pada pertengahan bulan masehi. Hal ini pun didapat dari pengamatan. Bila ingin menyemprot wereng, tunggu hingga instar1 menetes semua, cirinya bila tanaman padi kita goyangkan akan banyak sesuatu yang putih-putih seperti kelapa yang diparut. Contoh lain, apabila pada bulan Agustus sampai September masih banyak hujan dan vegetasi liar masih hijau, maka bersiap-siaplah untuk serangan walang sengit karena mereka bertahan disemak-semak yang masih hijau tersebut.
Fakta dari hasil pengamatan yang disebutkan disini diharapkan menjadi penggerak atau inspirasi bagi yang belum tahu akan memulai pengamatan dari mana. Pengamatan harus dilakukan secara kontinyue karena pola dan waktu serangan hama dapat berubah dari tahun ke tahun. Sebenarnya masih banyak lagi fakta-fakta yang terungkap yang didapatkan dari pengamatan yang sangat berguna agar kita lebih waspada dan dapat menghindari tanaman kita dari serangan hama. Namun yang perlu ditekankan adalah fakta-fakta yang disebutkan disini hanyalah salah satu contoh yang terjadi disuatu daerah. Hal-hal tersebut bisa sangat berbeda didaerah lain. Oleh karena itulah pengamatan harus dilakukan terus menerus dan disetiap daerah. Dengan mengamati, kita akan lebih peka terhadap lingkungan, lebih waspada dan yang terpenting dapat menghindarkan ancaman puso akibat serangan hama, karena ”mencegah lebih baik daripada mengobati”


sumber: pengamatan dan belajar langsung di sawah beberapa tahun di lampung

[+/-] Selengkapnya...

Read More..