WILUJENG SUMPING DI SITUS SATORI Poenya

9.30.2011

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PEPAYA


Oleh: Ahmad Satori, S.P.

(Tulisan ini didedikasikan untuk Mengenang Jasa Almarhumah Prof.DR. Sriani Sujiprihati, Ahli Pepaya IPB, Dosen Pembimbing Skripsi penulis)

Pepaya harus dipanen pada saat yang tepat sesuai tingkat kematangan sehingga buah yang dipanen akan matang secara normal dan menghasilkan buah dengan aroma dan rasa yang bagus. Beberapa tanda yang bisa digunakan untuk menentukan kematangan buah yaitu: perubahan warna kulit, lama waktu dari saat bunga mekar, perubahan tekstur daging buah, perubahan bobot buah, dan perubahan komposisi kimianya. Perubahan warna kulit biasanya digunakan oleh petani dan pedagang. Tingkat kematangan ditentukan oleh derajat warna kuning yang terlihat dan pemanenan dilakukan tergantung tujuan pasar. Buah-buah yang akan dikirim ke pasar yang jauh biasanya dipanen pada saat warna kulit buah baru sedikit menggurat kuning. Pada tingkat warna ini, buah dapat bertahan lebh lama (tidak cepat busuk).
Untuk tujuan pasar lokal, buah dipanen pada tingkat kematangan yang lebih tinggi yaitu ketika tiga perempat kulit buah sudah berwarna kuning dan warna tangkai buah juga mulai berubah menjadi kuning. Buah-buah seperti ini harus dipasarkan cepat karena buah tidak akan bertahan lama dengan jarak hidup yang sangat pendek hanya sekitar 3-4 hari.
Sebuah metode yang sistematik dalam menggambarkan/menjelaskan tanda-tanda warna untuk pepaya dijelaskan oleh Lam, P.F (1987) dalam tulisannya yang berjudul : “Ciri-ciri Fizikal, Fisiologi dan Biokimia Buah Betik”. Index warna buah diberikan nilai menurut tingkat kematangan buah seperti terlihat pada gambar 1. Buah untuk pasar yang jauh harus dipanen pada index warna 2 & 3. Buah yang berada pada index warna 1 tidak dapat dikonsumsi langsung karena buah masih sangat hijau dan bila dipetik buah tidak akan matang secara normal. Buah yang dipanen pada index warna 4 & 5 hanya sesuai untuk pasar lokal.



Gambar 1. Index warna pepaya


Index warna Warna kulit

1 Hijau penuh
2 Hijau dengan gurat kuning
3 Lebih banyak hijau daripada kuning
4 Lebih banyak kuning daripada hijau
5 Kuning dengan gurat hijau
6 Kuning penuh

Pemanenan
Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari luka dan memar pada kulit buah. Buah yang luka akan mudah terinfeksi oleh bakteri dan jamur. Pemanenan dapat dilakukan pada pagi hari untuk mencegah kehilangan kelembaban, namun pemanenan lebih baik dilakukan pada siang hari untuk mengurangi kadar getahnya.
Buah pepaya biasanya dipanen dengan tangan (lebih baik lagi bila menggunakan sarung tangan) terutama ketika tanaman pepaya masih kecil dan mudah dijangkau. Ketika tanaman pepaya sudah lebih tinggi dan sulit dijangkau dengan tangan, pemetikan buah bisa dibantu dengan menggunakan tangga atau juga dapat digunakan galaj kayu atau bambu yang diujungnya dilengkapi dengan pisau atau alat pemotong lainnya serta dilengkapi dengan keranjang atau jarring untuk menangkap buah agar buah tidak jatuh ke tanah.
Buah yang telah dipanen dikumpulkan dan ditempatkan di dalam keranjang bambu atau plastik yang dialasi dengan Koran atau daun pisang sebelum dibawa ke tempat pengepakan. Untuk mencegah memar, masing-masing buah dibungkus dengan Koran sebelum diletakkan di dalam keranjang.

Sortasi dan Perlakuan

Sortasi (pemilahan) buah di lapangan dilakukan untuk memisahkan buah yang tidak sesuai untuk dipasarkan. Kegiatan tersebut antara lain memisahkan buah yang bentuknya tidak baik, buah yang terlalu muda, terlalu matang, buah yang luka, rusak, buah yang diluar kriteria yang ditentukan atau buah yang tidak sesuai dengan standar kualitas minimal yang diminta oleh pasar. Sortasi ditingkat lapangan ini membantu mengurangi beban transportasi dan meringankan pengolahan di tempat pengepakan. Selanjutnya sortasi buah dilakukan pada saat pencucian buah.
Pencucian diperlukan untuk menghilngkan kotoran, benda asing, dan terutama menghilangkan getah pada kulit buah. Pencucian dilakukan secara manual dengan cara merendam buah ke dalam air bersih dan digosok dengan kain atau dengan sepon yang halus. Selama pencucian, buah yang rusak, terkena penyakit, atau luka dipisahkan untuk mencegah penularan kepada uah yang lain. Tangkai buah dipotong dan disisakan sekira 1 cm untuk mencegah luka. Buah juga dapat dicuci dalam air yang telah dicampur dengan desinfektan seperti SOPP 500 mg/kg (ppm) selama 30 detk, klorin (sodium hypochlorite 0.1%) dan alum 10% sebagai penghilang getah.
Setelah pencucuian, buah pepaya yang terpilih untuk diekspor atau disimpan lama diberi perlakuan dengan air panas atau fungisida. Sedangkan buah yang akan dikonsumsi segar atau untuk pasar lokal tidak perlu diberikan perlakuan tersebut. Perlakuannya yaitu meliputi perendaman buah ke dalam air panas (suhu sekitar 49-50 oC) selama 10 menit, diikuti dengan pendinginan dengan menggunakan air mengalir (air kran) selama 20 menit.
Pencegahan penyakit akan lebih efektif dengan merendam buah ke dalam fungisida (250 mg/kg (ppm) propiconazole) selama 5 menit atau 200 mg/kg (ppm) prochloraz selama 2-3 menit atau 1,1 ml/L thiobendazole selama 5 menit. Perlakuan dengan bahan kimia tersebut membantu pencegahan terhadap penyakit seperti antraknosa dan busuk pangkal buah terutama selama dalam masa penyimpanan.
Pemilahan Buah
Buah pepaya dipilih berdasarkan index warna kulit, bobot, ukuran dan bentuknya. Buah-buah tersebut harus seragam dalam hal warna dan bentknya.

Pengepakan

Untuk pasar ekspor, pepaya dibungkus busa polyurethane putih (lihat gambar 2) untuk menjaga buah dari memar karena benturan selama dalam perjalanan. Setelah masig-masing buah dibungkus, kemudian dimasukkan ke dalam kemasan dus karton dan disusun sedemikian rupa dengan pangkal buah berada di bawah.



Gambar 2. Pengepakan Pepaya untuk pasar eksport

Untuk pasar lokal, buah biasanya tidak dibungkus. Buah hanya dikemas di dalam keranjang bambu atau plastik yang dialasi dengan koran. Setiap keranjang dapat menampung buah sampai dengan berat 30 Kg. Di Filipina, buah untuk pasar lokal pun dibungkus setiap buahnya dengan kertas Koran (dibungkus setengah bagian buah dari mulai ujung pangkal buah sampai tengahnya), lalu dikemas di dalam kerat kayu berukuran 60X45X35 Cm yang dilapisi 3 lembar kertas Koran. Masing-masing kerat kayu tersebut berisi 20-22 Kg atau sekira 35-40 buah pepaya di dalamnya.



Gambar 3. Pengepakan pepaya untuk pasar lokal di Filipina

Pengangkutan
Alat pengangkutan untuk pasar lokal biasanya tidak dilengkapi dengan alat pendingin. Biasanya kotak pengangkut hanya dilapisi terpal untuk mencegah agar buah tidak terkena sinar matahari langsung. Buah yang diangkut dengan menggunakan pesawat ditempatkan pada kargo yang tidak berpendingin. Untuk buah yang diangkut menggunakan kapal laut harus menggunakan pendingin dengan suhu diatur pada 10-12 oC.
Tulisan ini didedikasikan untuk mengenang jasa Almarhumah Prof. DR. Sriani Sujiprihati, M.Si. Beliau adalah dosen pembimbing skripsi penulis sewaktu penulis menyelesaikan S1 pada Program Studi Pemuliaan Tanaman Institut Pertanian Bogor.

(Dipublikasikan di Tabloid: Sinar Tani Edisi 28 September - 4 Oktober 2011 No. 3424 Tahun XLII, Halaman 14)


[+/-] Selengkapnya...

Read More..