“Mendapatkan bayi laki-laki atau perempuan sama saja.” Kata-kata itu sering kita dengar dari pasangan yang sedang menunggu datangnya buah hati. Tapi kadang-kadang dalam hati mereka, ada keinginan yang tak bisa disangkal bahwa mereka punya harapan agar anak yang lahir perempuan atau laki-laki. Bisakah anak yang lahir kita rancang sebagai laki-laki atau perempuan? Bisa!
Usaha pertama yang harus dilakukan tentu saja dengan berdoa dan meminta langsung pada Sang Maha Pencipta. Cara lainnya, selalu berusaha dan berusaha terus sampai keinginan kita terkabul dan tentu saja dengan cara yang aman dan dihalalkan.
Secara ilmiah, penentuan jenis kelamin calon bayi sangat dipengaruhi oleh jenis kromosom yang berhasil menjangkau sel telur. Bila kromosom X yang membuahi sel telur, maka akan lahir bayi perempuan. Sebaliknya, bila kromosom Y yang membuahi, maka akan lahir bayi laki-laki.
Sifat kromosom X berbeda dengan kromosom Y. Kromosom X, meski masa hidupnya lebih lama, tetapi memiliki kemampuan "berenang" lebih lambat dibandingkan dengan kromosom Y. Sedangkan kromosom Y itu perenang tangkas meski masa hidupnya lebih pendek.
Di bawah ini ada beberapa faktor yang dapat menentukan jenis kelamin pada calon buah hati Anda, diantaranya:
1. Faktor makanan
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Suami harus makan makanan yang banyak mengandung alkaline, mineral kalsium
dan magnesium, sedangkan istri banyak makan makanan yang mengandung asam, mineral
kalium dan natrium. Makanan yang banyak mengandung alkaline, mineral kalsium dan
magnesium adalah: sayur-sayuran, buah-buahan, putih telur, susu, ganggang laut,
kacang-kacangan, susu, dan lain-lain. Makanan yang banyak mengandung asam, kalium
dan natrium adalah daging, makanan laut (sea food), garam, teh, dan lain sebagainya..
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Suami harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung asam, mineral,
dan magnesium. Sedangkan istri harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung alkaline, mineral kalsium dan magnesium (lihat jenis makanan diatas).
2. Faktor waktu (kapan berhubungan)
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Lakukan coitus (persetubuhan/senggama) 2–3 hari sebelum ovulasi (masa subur).
Dengan demikian, hanya kromosom X yang lebih bertahan lama sampai menunggu sel
telur terlepas dari ovarium. Ovulasi adalah saat terlepasnya sel telur dari indung telur
dalam rahim.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Waktu berhubungan dilakukan sedekat mungkin dengan ovulasi, sebaiknya tepat pada
ovulasi, berkisar antara 12 jam sebelumnya.
Bagaimana mengetahui periode masa haid? Pada saat temperatur atau suhu tubuh
meningkat. Anda bisa menggunakan alat pengukur suhu tubuh dan mencatatnya sebagai
record dan alatnya dapat dibeli di apotek-apotek.
3. Faktor penetrasi
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Suami harus menghindari penetrasi terlalu dalam pada saat berhubungan. Sehingga
diharapkan sel sperma kromosom X saja yang berkesempatan tetap hidup dan terus
berenang menuju sel telur.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Suami disarankan untuk melakukan penetrasi yang dalam pada saat berhubungan,
sehingga sebagian besar dari sperma Y langsung masuk ke rahim.
4. Faktor Orgasme
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Usahakan istri tidak mencapai orgasme selama berhubungan. Secresi cairan yang keluar
dari kemaluan wanita akan menjadi alkaline (basa) jika terangsang, hal ini akan
mendorong aktifitas spematozoa Y.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Upayakan istri dapat orgasme lebih awal dari suami atau bersamaan.
5. Faktor persiapan istri
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Sebelum coitus, basuh vagina dengan 2 sendok makan larutan white vinegar/cuka yang
sudah dicampur dalam 1 liter air bersih. Hal ini dilakukan agar kondisinya menjadi asam
sehingga aktifitas spermatozoon Y menurun.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Cuci vagina dengan larutan dari dua sendok soda kue yang sudah dicampur dalam satu
liter air bersih, sehingga suasana menjadi basa.
6. Faktor posisi
* Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Disarankan posisi waktu berhubungan adalah yang klasik/berhadapan yaitu, posisi istri
di atas suami sehingga sperma tertampung di sekitar mulut rahim.
* Jika menginginkan bayi laki-laki
Posisi suami pada waktu berhubungan berada di atas istri. Hal ini mengikuti sifat dari
spermatozoon Y akan cepat menuju sasaran (sel telur).
Dan bagaimanakah cara menghitung masa ovulasi atau puncak masa subur seorang wanita? Silahkan lihat keterangan di bawah ini:
* Diketahui tanggal awal masa bersihnya seorang perempuan setiap bulan, misalnya setiap
tanggal 05.
* Diketahui tanggal akhir masa bersihnya seorang perempuan setiap bulan, misalnya setiap
tanggal 27.
* Rumus: (tanggal akhir setiap bulannya – tanggal awal setiap bulannya) / 2 = n;
* kemudian n + tanggal awal masa bersih dari seorang perempuan = masa ovulasi atau
puncak masa suburnya seorang perempuan
Contoh:
(27 – 05) /2 = 11; 05 + 11 = 16, jadi…setiap hari ke 16 dari sejak awal bersihnya seorang perempuan adalah puncak masa subur dari seorang perempuan atau masa ovulasi.
Selamat Mencoba !!!
Sumber: infobunda.com