WILUJENG SUMPING DI SITUS SATORI Poenya

5.31.2009

Pemerintah Akan Membangun Lembaga Riset Kelapa Sawit Berskala Besar

Indonesia merupakan produsen terbesar kelapa sawit. Untuk menghadapi persaingan industri kelapa sawit yang makin gencar sekarang ini, dalam waktu dekat pemerintah akan membangun Lembaga Riset dan Pengembangan Kelapa Sawit berskala besar. “Lembaga ini nantinya akan berstatus BUMN,”demikian diungkapkan Menteri Pertanian Anton Apriyantono seusai memimpin rapat Dewan Pengarah Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) yang didampingi oleh Dirjen Perkebunan Achmad Mangga Barani dan Ketua DMSI Franky Widjaja, di Jakarta, Rabu (6/5). Rapat ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan kelapa sawit, mulai dari pemerintah, pengusaha, sampai petani.

Melalui lembaga riset ini menurut Menteri Pertanian, pemerintah akan berupaya mengembangkan segala bentuk teknologi kelapa sawit mulai dari perbenihan hingga ke industri turunana minyak sawit (down stream industry). Sedangkan mengenai pengaturan soal substansi riset dan pengembangan menurut Menteri Pertanian akan digodok di dalam sebuah Konsorsium Sawit. Konsorsium ini terdiri dari berbagai unsur, seperti pemerintah, BUMN maupun swasta yang bergerak di bidang perkebunan sawit. Untuk mendukung konsorsium sawit ini pemerintah akan menyiapkan dana Rp. 3 miliar per tahun.

Lebih lanjut Menteri Pertanian juga mengungkapkan pembentukan lembaga baru ini tidak akan terlepas dari kerja sama antar pemangku kepentingan lewat Konsorsium Sawit. Kerja sama penelitian ini juga akan memfasilitasi pembangunan kebun plasma nutfah seluas 1.000 hektar di Sijunjung, Sumatera Barat. Dengan demikian nantinya lembaga riset ini akan ada dua yakni Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) milik pemerintah dan PT. LRPKS (Lembaga Riset Pengembangan Kelapa Sawit) yang berstatus BUMN. Kedua lembaga ini akan mengakomodasi kepentingan masing-masing. Apalagi Indonesia kini memiliki 7,1 juta hektar kebun kelapa sawit dengan produksi 19,2 juta ton minyak kelapa sawit mentah (CPO) tahun 2008. Pemerintah kini berkonsentrasi meningkatkan produktivitas tanaman untuk meraih produksi 40 juta ton CPO di tahun 2020.

Rencana penbentukan Lembaga riset ini juga mendapat dukungan dari kalangan swasta. Menurut Ketua DMSI, Franky Widjaja, lembaga riset dan pengembangan ini sangat penting untuk mendukung peningkatan produksi dalam negeri. Dengan begitu kata Franky Wijaya, kerja sama penelitian dan pengembangan kelapa sawit sangat penting untuk jangka panjang. Selanjutnya pemerintah bisa menikmati efek domino (multiplier effects) dari peningkatan kesejahteraan petani yang menghasilkan CPO lebih banyak. Untuk itu DMSI saat ini tengah memperjuangkan agar sebagian dana hasil bea keluar CPO dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan tersebut.

Artikel yang berhubungan