SEORANG penghulu biasanya hanya sibuk setiap akhir pekan di mana banyak pasangan yang melangsungkan pernikahan. Tapi penghulu yang satu ini harus mengawinkan tipa hari. Tak perlu mengesahkan ijab kabul, tapi penghulu yang satu ini malah mengawinkan langsung kedua "mempelai" di tempat. Dalam sehari tak kurang dari 6000 calon pasangan yang harus diamatinya kalau sewaktu-waktu harus dikawinkan.
Bukan orang yang dikawinkan memang karena penghulu yang satu ini adalah petugas yang mengawinkan tanaman salak agar berbuah di Taman Wisata Mekarsari Bogor. Sarhan orangnya, penghulu yang setiap hari bertugas mengawinkan pohon salak, telah bertugas sejak taman wisata ini dibuka tahun 1995.
Selain mengawinkan, Sarhan juga bertugas mengawasi setiap perkembangan salak yang tumbuh. Apabila ditemukan buah salak yang terlalu dempet harus ada yang dipotong untuk memberi ruang kepada buah salak yang lain. Hal ini dimaksudkan agar setiap pohon mengahasilkan buah berkualitas unggul.
"Jika terlalu banyak, buahnya akan dempet sehingga kualitas buah tidak baik dan matangnya tidak merata," kata Sarhan, di kebun salak Taman Wisata Mekarsari Bogor, Kamis (6/11). Sarhan menjelaskan, mengawinkan salak gampang-gampang susah.
Tidak perlu teknik khusus tetapi penghulu harus jeli melihat si betina apakah sudah siap menerima tepung sari atau tidak. Tanda tandanya adalah kelamin betina yang berbentuk batang telah berwarna merah muda dan lengket jika disentuh. Jika keadaannya seperti itu maka kita tinggal menebar tepung sari yang telah kita kumpulkan terlebih dahulu.
Cara lain, langsung melalui alat kelamin jantan yang telah dilepas dan dikeringakan, lalu diketuk-ketukan agar tepung sarinya mudah terlepas. Setelah menempel tepung sarinya, lanjut Sarhan, si betina tadi harus dibungkus dengan daun salak selama seminggu. Hal ini dilakukan agar terhindar dari air dan kualitas buah tetap terjaga. Minggu pertama merupakan masa penting, jika terkena air serbuk akan luntur dan buah tidak matang dengan sempurna, tambah Sarhan.
Indikator keberhasilan perkawinan terlihat dari adanya bulu-bulu halus disekitar perkawinan. Bulu-bulu ini nantinya akan menjadi duri dan akan menghasilkan buah. Selama enam bulan, Sarhan harus memperhatikan pertumbuhan buah salak untuk menghindari serangan hama yang menyebabkan gagal panen.
Jika sudah dipanen maka tugas Sarhan selaku penghulu pengantin pohon salak telah selesai. Tugas selanjutnya adalah mencari calon baru di kebun salak ini yang menyimpan 17 varietas pohon salak dari berbagai daerah di Indonesia
"Semoga pohon salak disini tumbuh dengan subur dan selalu menghasilkan buah berkualitas baik," kata Sarhan sambil tersenyum.
Kompas.com