Beberapa peneliti AS telah mengidentifikasi empat gen yang mungkin berhubungan dengan bentuk paling umum penyakit Alzheimer, demikian hasil suatu studi baru.
Keempat gen baru tersebut ditemukan setelah para peneliti melakukan penyaringan gen dari ratusan keluarga dengan sejarah gangguan syaraf parah, demikian antara lain isi studi oleh Massachusetts General Hospital-Mass General Institute for Neurological Disease (MGH-MIND).
Para peneliti itu mula-mula memeriksa sebanyak setengah juta penanda DNA dalam contoh yang dikumpulkan dari lebih 400 keluarga dengan sedikitnya tiga pasien Alzheimer.
Lima penanda diungkapkan memperlihatkan hubungan genetika dengan penderita Alzheimer termasuk Apolipoprotein E (APOE), satu-satunya gen yang terbukti meningkatkan resiko serangan-akhir Alzheimer.
Guna mengkonfirmasi keempat penanda baru tersebut, para peneliti itu menganalisis contoh dari 900 keluarga dengan sejarah menderita Alzheimer dan mendapat penanda paling kuat pada chromosome 14.
"Hubungan genetika penyakit Alzheimer dengan gen chromosome 14, yang seperti APOE muncul untuk mempengaruhi usia penderita, cukup kuat bagi dikeluarkannya penyelidikan lanjutan secara seksama mengenai perannya dalam proses kematian sel syaraf dalam penyakit ini," kata pemimpin studi itu Rudolph Tanzi, Direktur Unit Penelitian Usia Lanjut dan Genetika di MGH-MIND.
Satu penanda lain yang baru diidentifikasi ialah satu gen yang diketahui menyebabkan gangguan gerak yang disebut spinocerebellar ataxia, yang melibatkan kematian sel syaraf di bagian lain sistem syaraf pusat.
Yang ialah gen yang terlibat dalam sistem kekebalan bawaan (bagian sistem pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus) dan yang keempat adalah gen yang menghasilkan synaptic protein.
Temuan tersebut, yang disiarkan di dalam American Journal of Human Genetics, terbitan November, adalah hasil pertama dari Alzheimer's Genome Project, yang didukung oleh Cure Alzheimer's Fund dan U.S. National Institutes of Mental Health.
"Sebenarnya, semua pendekatan saat ini mengenai berbagai terapi dilandasi atas gen Alzheimer yang sudah diketahui; sehingga masing-masing gen baru yang kami temukan bukan hanya meningkatkan kemampuan kami untuk meramalkan dan mendiagnosa penyakit tersebut, tapi juga memberi petunjuk baru yang berharga mengenai peristiwa biokimiawi dan jalur yang terlibat dalam proses penyakit itu," kata Tanzi.
kapanlagi.com