WILUJENG SUMPING DI SITUS SATORI Poenya

1.30.2009

Berani Berkata Tidak pada Anak Anda?

Hidup Anda akan menjadi sulit bila selalu mendahulukan kepentingan anak dibanding kepentingan Anda. Bila Anda mengatakan "Ya" pada anak, mereka akan merasa bisa mengatur setiap langkah dan tujuan hidup Anda.

"Ma, beliin ini, dong," atau "Bu, antar saya ke rumah teman," atau, "Bunda, bikinkan PR-ku, dong." Yang jelas, ketika Anda tidak mengikuti semua kemauan mereka, Anda jadi memiliki waktu luang untuk diri sendiri. Ajarkan anak bagaimana menyeimbangkan antara belajar dan bermain, mengatur waktu, dan melakukan tugas-tugas yang harus diprioritaskan sehingga ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan konsep ini.

Jangan lupa jelaskan maksud Anda mengatakan "Tidak" dan singkirkan rasa bersalah. Pada saat mengatakan "Tidak", ucapkan secara langsung dan jelas. Ucapkan kata itu sambil menatap mata anak agar ia mengerti bahwa Anda bersungguh-sungguh.

Ingat, "gelar" orangtua akan Anda sandang seumur hidup! Oleh karena itu, lawan rasa bersalah bila Anda harus mengatakan "Tidak" kepada anak. Anak-anak lebih mudah menerima perkataan tersebut daripada orang dewasa. Ada saatnya di mana Anda harus mengatakan "Tidak". Oleh karena itu, lawan rasa bersalah Anda.

Jika mengatakan "tidak" Anda rasakan sama sulitnya dengan balajar bahasa asing, berikut langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk mulai mengasah kemampuan Anda untuk mengatakan TIDAK dan untuk merasa lebih nyaman saat mengucapkannya sehari-hari. Untuk dicintai, dihormati dan dikagumi, Anda tidak selalu harus mengikuti keinginan anak.

1. Buat daftar kata-kata "Ya" yang selalu Anda ucapkan pada anak untuk periode satu minggu. Bila Anda termasuk kategori orang yang selalu mengatakan "Ya", Anda akan terkejut melihat jumlahnya.
2. Atur waktu bagi diri sendiri.
3. Utamakan prioritas Anda. Tentukan mana yang harus didahulukan sesuai dengan siapa yang meminta terlebih dahulu.
4. Buat dan tetapkan batasan-batasannya bila belum ada.
5. Bagi tanggung jawab serta tugas pengawasan pada yang lainnya (suami, anak sulung yang sudah besar) untuk meringkankan tanggung jawab Anda.
6. Ingat, jangan mencoba melakukan semuanya agar anak bisa belajar mandiri!

Kompas.com

Artikel yang berhubungan